Selasa, 18 Agustus 2009

Andika Yudhistira

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam kelangsungnya proses produksi dibutuhkan faktor-faktor produksi, salah satu dari faktor-faktor produksi tersebut adalah tenaga kerja (karyawan), apabila faktor produksi tersebut tdak ada maka kelangsungan proses produksi tidak akan dapat dilaksanakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pihak karyawan itu merupakan faktor produksi utama, merekalah uang merencanakan dan melaksanakan aktivitas produksi dalam mencapai tujuan perusahaan
Supaya lebih memudahkan dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka pihak karyawan harus berminat, bergairah dan menguasai tugas pekerjaannya, untuk menguasai tugas pekerjaan, maka harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan atas bidang pekerjaan. Wawasan dan keterampilan itu dapat diperoleh melalui pelatihan, yang bertujuan untuk mengembangkan pola pikir dan meningkatkan keterampilan.
Dalam persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan penerbangan adalah kemampuan bersaing dalam menguasai pangsa pasar dan peningkatan kinerja karyawan agar loyalitas perusahaan dalam persaingan semakin kuat.
Berhasil atau tidak usah membangun loyalitas perusahaan tergantung dari kinerja karyawan untuk membuat suatu perubahan demi kemajuan perusahaan tersebut. Kinerja karyawan bukanlah timbul begitu saja, tetapi merupalan serangkaian usaha sebagai proses, diantara bersumber dari kegaiatan pemimpin.
Hal ini pada hakekatnya merupakan salah satu faktor yang mendukung minat dan penguasaan pekerjaan yang ditugaskan, dan dapat mendorong karyawan untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik sehingga dapat mendukung meningkatnya kinerja sebagaimana mestinya
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam sebuah skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN HANDLING KARGO EKSPOR PT. MONANG SIANIPAR ABADI KARGO DI SOEWARNA BANDARA SOEKARNO-HATTA 2007”

B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan pelaithan terhadap kinerja karyawan.
Beberapa masalah tersebut adalah :
a. Adanya karyawan baru yang membutuhkan pelatihan.
b. Meningkatkan pengetahuan karyawan lama.
c. Adanya peraturan-peraturan yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
d. Pemberlakuan kembali (recurrent) surat izin menangani penanganan khusus (license).

2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dalam pencapaian kinerja. Agar lebih fokus dalam menganalisa permasalahan maka penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan bagian handling kargo ekspor pada PT. MSA Kargo.

3. Pokok Permasalahan
Berdasarkan pembatasan masalah, maka pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana pelatihan kerja karyawan pada PT. MSA Kargo periode tahun 2007.
b. Bagaimana kinerja karyawan pada perusahaan.
c. Adakah pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan bagian handling kargo ekspor pada PT. MSA Kargo.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
a. Untuk mengetahui pelatihan kerja karyawan PT. MSA Kargo periode tahun 2007.
b. Untuk mengetahui kinerja karyawan pada perusahaan.
c. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan

2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Dapat menigkatkan ilmu dan pemahaman terhadap penelitian ilmiah atas hasil perkulihan selama ini selama ini serta menambah pengawasan pengetahuan tentang dunia lapangan kerja.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk meningakatkan pelayanan supaya dapat memuaskan pelanggan perusahaan penerbangan sehingga dapat meningkatkan pendapatan (revenue) pada PT. MSA Kargo.
c. Bagi STMT
Diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk kalangan akademis dan informasi tambahan serta menjadi bahan pertimbangan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya dan sekaligus sebagai data dokumentasi perpustakaan STMT Trisakti.




D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara hasil dari penelitian yang perlu dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis peneliti ini adalah : diduga ada pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan

E. Metodologi Penelitian
Dalam memperoleh data-data yang diperlukan, dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengetahui teknik yang akan dipergunakan dalam upaya memperoleh data.
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan data primer dalam bentuk angket dan data sekunder dalam bentuk skunder dalam bentuk skor dari angket. Sumber data menggunakan data primer berupa angket yang langsung diperoleh dari lapangan. J. Supranto (2001 : 239)

2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Yang menjadi populasi penelitian adalah responden karyawan PT. MSA Kargo.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. Adapun yang diambil adalah sebanyak 50 orang yang mewakili pelanggan PT.MSA Kargo.

3. Metode Pengumpulan Data
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan pada saat praktek kerja lapangan dan Tanya jawab antara pihak pengumpul data dan responden, dalam hal ini (skripsi).
1. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan Tanya jawab langsung dengan orang yang memberikan kinerja handling kargo ekspor.
2. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langung terhadap gejala-gejala yang terjadi untuk memperoleh gambaran jelas dari keadan sebenarnya.
3. Kuesioner
Yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan disebar kepada responden untuk menjawab mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
Adapun opsi jawaban dari kuesioner menggunakan skala likert (skala 5), yaitu :
SS = Sangat Setuju 5
S = Setuju 4
RG = Ragu-ragu 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara menggunakan teks book dari literature ilmiah khususnya mengenai dunia penerbangan yang berhubungan dengan skripsi ini.

4. Metode Analisis Data
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
Y = a + bX
Nilai a, b diperoleh dari :
a =
b =

Dimana : X = Variabel Bebas (Pelatihan)
Y = Variabel Terikat (Kinerja)
a = Bilangan Konstanta
b = Koefisien Regresi
n = Jumlah Sampel

b. Koefisien Korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kekuatan hubungan antara variable X dan variable Y. pada penelitian ini, penulis menggunakan Korelasi Product Moment berdasarkan buku statistika untuk penelitian oleh Sugiyono (2005 : 213) rumusnya adalah :

r =

Kesimpulan :
Nilai r memiliki batasan yatitu : -1 dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika r = 0 atau mendekati 0, maka tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y atau hubungannya sangat lemah.
2. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka ada hubungan antara variabel X dan variabel Y sangat kuat dan positif.
3. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara antara variabel X dan variabel Y sangat kuat dan negatif.

Tabel I.1
Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Prof. DR. Sugiyono (2005 : 216)

c. Koefisien Penentu (KP)
Kp = x 100%
Keterngan :
KP = Koefisien Penentu
r = Besarnya kontribusi variable X terhadap naik turunnya variable Y.

d. Uji Hipotesis
Uji korelasi yang penulis gunakan ada;aj uji satu arah (one tall).
1. Hipotesis awal
Ho : Þo = 0, tidak ada hubungan yang signifikan antara X dan Y.
H1 : Þo = 0, ada hubungan yang signaifikan antara X dan Y.
2. Mencari thitung
Rumus thitung =
3. Membandingkan hasil observasi dengan ttabel
Dengan menggunakan significant level = 5% dan degree of freedom (df) = n – 2, maka :
tt = ttabel = ( ; df = n – 2)
a = 5%
4. Kesimpulan
Untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak maka perlu dibandingkan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika to < t1, maka Ho = diterima, H1 = ditolak, tidak ada hubungan yang signifikan antara X dan Y.
b. Jika to > t1, maka Ho = ditolak, H1 = diterima, ada hubungan yang signifikan antara X dan Y.

F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulis membuat kerangka dasar dalam menyusun skripsi ini yang terdiri dari 5 bab yang meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan mengenai rancangan penelitian yang berisikan latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis, metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis memberikan gambaran tentang teori manajemen sumber daya manusia, pengertian pelatihan, pengertian kinerja, pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan, pengertian cargo handling, pengertian kargo serta teori yang masih berhubungan. Bab ini merupakan dasar yang digunakan untuk menyusun skripsi.
BAB III : GAMBARAN UMUM PT. MSA KARGO
Pada bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat dari PT. MSA Kargo mulai dari berdirinya dan perkembangan sesudahnya dari perusahaan kargo, organisasi dan manajer serta bidang usaha yang dilakukan.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menganalisa tentang pelatihan, analisis kinerja dan evaluasi pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan bagian handling kargo ekspor pada PT. MSA Kargo.

BAB V : PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari bab IV dan saran-saran yang penulis sumbangkan dan diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT. MSA Kargo.







BAB II
LANDASAN TEORI

A. Manajemen Sumber Daya Manusia
Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata-mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan.
Kontinuitas pembangunan yang dilakukan sekarang di negara kita, betapa pun hanya dapat dipertahankan bila kualitas sumber daya manusia yang ada, mendapat perhatian serius baik dari pemerintah maupun dari kalangan swasta.
Oleh karena itu, perlu pengembangan sumber daya manusia di negara kita mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar, yang merupakan sumber produktif potensial dapat diubah menjadi sumber produktif yang nyata. Demikian pula perhatian yang semakin besar di Indonesia terhadap manajemen oleh lembaga-lembaga swasta diharapkan akan membawa dampak positif terhadap perkembangan ekonomi dan perusahaan pada masa yang akan datang.
Salah satu cabang manajemen yang khusus menaruh perhatian terhadap sumber daya manusia adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu, pemahaman akan hal-hal yang berhubungan dengan manajemen sumber daya oleh segenap anggota masyarakat, khususnya oleh kalangan pimpinan perusahaan adalah mutlak dan perlu, demi menaikan taraf hidup bangsa hidup.
Walaupun focus perhatian manajemen sumber daya manusia adalah agar setiap tenaga kerja dapat memberi kontribusi yang optimal dalam realisasi tujuan organisasi, namun karena perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, kemajuan teknologi serta karena bertambah kompleksnya lingkungan organisasi, maka lingkup atau liputan yang dibahas dalam manajemen sumber daya manusia terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak dahulu hingga saat ini.
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Manullang (2001 : 198), yaitu seni dan ilmu pengadaan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia.sehingga tujuan organisasi secara daya guna dan adanya kegairahan kerja dari semua tenaga kerja.
Menurut T. Hani Handoko (2002 : 5) mengemukakan bahwa manajemen personalia dan sumber daya manusia adalah pengakuan terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang vital bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan personalia untuk menjamin bahwa mereka digunakan secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi individu, organisasi dan masyarakat.
Untuk memberikan gambaran tentang fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, maka akan dikutip pengertian oleh Sedarmayanti (2001 : 8) bahwa fungsi-fungsi dari manajemen sumber daya manusia itu adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.
2. Pengorganisasian (Organization)
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi.
3. Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan. Agar mau bekerjasama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
4. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.
5. Pengadaan (Procurement)
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Berdasarkan definisi diatas, penulis menyimpulkan manajemen sumber daya manusia adalah salah satu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia.

B. Pengertian Pelatihan
Pelatihan mempunyai berbagai manfaat karier jangka panjang yang membantu karyawan untuk tanggung jawab lebih besar di waktu yang akan datang. Program-program latihan tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga organisasi dan hubungan manusiawi dalam kelompok kerja dan bahkan bagi negara.
Alex S. Nitisemito (2004 : 53) mendefinisikan pelatihan adalah suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tinkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari karyawannya sesuai dengan keinginan perusahaan.
Pengertian pelatihan menurut Flippo yang dikutip Hasibuan (2003 : 70) “Training is the act of increasing the knowledge and skill of an employee for doing a particular job”
(Latihan adalah merupakan suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian seorang karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu).
Menurut Ambar dan Rosidah (2003 : 175) pelatihan adalah proses sistematika pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu cara perubahan perilaku karyawan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan, mengembangkan sikap, tingkah laku dan pengatahuan para karyawan untuk meningkatkan kualitas dan mencapai tujuan perusahaan.

C. Tujuan dan Metode Pelatihan
Ada dua tujuan utama program pelatihan karyawan menurut T. Hani Handoko (2000 : 103), yaitu :
1. Pelatihan dilakukan untuk menutupi “gap” antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan.
2. Program latihan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efekticitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.
Pada umumnya, pelatihan dilakukan untuk kepentingan karyawan, perusahaan dan konsumen. Adapun tujuan pelatihan untuk karyawan menurut Panggabean (2004 : 41) adalah :
1. Memeriksa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan karyawan.
2. Meningkatkan moral karyawan.
Dengan keahlian yang sesuai dengan pekerjaannya mereka akan antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
3. Memperbaiki kinerja.
Karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan dapat meminimalkan melalui program pelatihan.
Adapun tujuan pelatihan bagi perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Mengurangi tingkat kerusakan dan kecelakaan.
Dengan pelatihan dapat mengurangi kerusakan barang, produksi, mesin-mesin dan tingkat kecelakaan karyawan karena keterampilan karyawan telah meningkat.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya.
Dengan pelatihan perusahaan melakukan upaya bersama untuk secara benar mendapatkan sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan perusahaan.

Tujuan pelatihan bagi konsumen adalah :
1. Konsumen akan memperoleh produk yang lebih baik dalam hal kualitas dan kuantitas.
2. Meningkatkan pelayanan karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya tarik yang sangat penting bagi rekanan perusahaan yang bersangkutan.
Ada beberapa sasaran yang ingin dicapai dengan mengadakan pelatihan menurut Alex S. Nitisemito (2004 : 54) antara lain :
1. Penggunaan bahan dapat lebih dihemat.
2. Biaya produksi diharapkan lebih besar.
3. Kelangsungan perusahaan diharapkan lebih terjamin.
4. Tanggung jawab diharapkan lebih besar.
5. Pekerjaan diharapkan lebih cepat dan lebih baik.
6. Penggunaan peralatan dan mesin diharapkan lebih tahan lama
7. Angka kecelakaan diharapkan lebih kecil.
Menurut T. Hani Handoko (2000 : 110) metode terbaik tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut :
1. Efektivitas biaya.
2. Isi program yang dikehendaki.
3. Kelayakan fasilitas-fasilitas.
4. Preferensi dan kemampuan peserta.
5. Preferensi dan kemampuan instruktur.
6. Prinsip-prinsip belajar.
D. Pengertian Kinerja
Pihak pimpinan dalam setiap organisasi dibebani tugas dan bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut. Keberhasilan ini sangat tergantung terutama pada faktor kinerja para bawahannya, karena kinerja yang memuaskan sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Menurut H. Hadari Nawawi (2005 : 234) kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik atau material maupun non fisik atau non material.
Menurut Hasibuan S.P. (2005 : 94) mendefinisikan kinerja itu pada hakekatnya adalah prestasi kerja, karena prestasi kerja itu adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Manajemen kinerja secara umum dapat dikaitkan sebagai suatu proses untuk menciptakan pemahaman bersama antara atasan dan bawahan mengenai apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapainya dalam bentuk kompensasi.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara (2005 : 67) menetapkan bahwa kinerja tergantung pada dua faktor yaitu :
a. Kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
b. Motivasi (Motivation)
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam mengahadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Penilaian Kinerja Karyawan
Salah satu tanggung jawab yang dianggap paling tidak enak dirasakan oleh sebagian bessar manajer adalah melakukan penilaian kinerja bawahan. Tugas ini sering dipandang sebagai suatu gangguan yang tidak perlu dalam suatu hubungan kerja. Bila ditangani kurang baik, penilaian dapat menimbulkan lebih banyak bahaya daripada kebaikan. Memandangnya sebagai dosa dan menangganinya secara sembarangan tidak akan menolong karyawan. Masalah moril lain akan muncul bila seorang manajer hanya memberikan penilaian yang menyenangkan sedangkan para manajer lain menilai karyawan dengan objektif.
Menurut S.P Siagian (2004 : 117) penilaian adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya telah dicapai dengan hasil yang seharusnya dicapai.



3. Indikator Kinerja yang Mempengaruhi Penilaian Kerja
Menurut Prawirosentono (1997 : 42) ada enam indicator yang mempengaruhi penilaian kinerja, yaitu :
1. Kualitas Pekerjaan
Kualitas pekerjaan merupakan kesempurnaan hasil pelayanan, kerapian, kebenaran prosedur kerja, ketelitian, menguasai pekerjaannya serta kecepatan kerja.
2. Kemampuan atau Kecakapan
Kemampuan atau kecakapan merupakan kemampuan menguasai seluk beluk pekerjaannya serta mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik.
3. Tanggungjawab
Berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan baik, tepat waktu dan dapat bekerjasama dengan selaras serta jujur dalam melaksanakan tugasnya.
4. Hubungan Kerjasama
Hubungan kerjasama terlihat dari bagaimana mutu, hasil kerja karyawan yang memerlukan kerjasama serta bagaimana minat dan kemampuannya dalam bekerjasama dengan karyawan lainnya.
5. Kepatuhan Kerja
Kepatuhan kerja merupakan kepatuhan seorang karyawan terhadap prosedur atau peraturan-peraturan yang diterapkan perusahaan terhadap karyawannya.
6. Prakarsa atau Inisiatif Kerja
Prakarsa atu inisitif kerja merupakan kemampuan kerja karyawan dalam mengembangkan pikiran dan berusaha melaksanakan suatu hal tanpa diminta.

E. Hubungan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
Pentingnya pelatihan merupakan suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan perilaku sasaran diklat. Secara konkret perubahan perilaku itu terbentuk peningkatan kemampuan dari sasaran diklat. Tujuan pelatihan pada hakeketnya ialah perumusan kemampuan yang diharapkan dari diklat tersebut karena tujuan pelatihan ini adalah perubahan perilaku (kemampuan), maka tujuan diklat dirumuskan dalam bentuk perilaku. Misalnya, setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat melakukan pencatatan dan pelaporan secara benar. Dasar untuk penyusunan tujuan diklat ini adalah analisis kebutuhan pelatihan yang telah dilakukan.
Pentingnya pelatihan seperti definisi-definisi yang telah diuraikan diatas, bukanlah semata-mata bagi karyawannya atau pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan bagi organisasi. Karena dengan meningkatnya kemampuan atau keterampilan para karyawan, dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Kinerja karyawan meningkat, berarti organisasi yang bersangkutan akan memperoleh keuntungan. Pelatihan juga merupakan proses sistematik pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional. Pelatihan penting karena merupakan cara yang digunakan oleh organisasi untuk mempertahankan, menjaga, memelihara karyawan dalam organisasi dan sekaligus meningkatkan keahlian para pegawai untuk kemudian meningkatkan kinerja.
Prestasi kerja karyawan diukur dari kinerja yang mereka lakukan. Diantara semua faktor produksi tenaga kerja memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja dan diperlukan suatu pendekatan system atau pendekatan terpadu, sebab kinerja tidak dapat ditingkatkan tanpa adanya dukungan-dukungan system lain.

F. Cargo Handling
Membicarakan kargo tentu tidak akan lepas dari membicarakan kegiatan ekspor & impor yang mau atau tidak mau harus berhubungan dengan pabean (Bea & Cukai), untuk pembayaran pajak dan ijin pengeluaran atau pemasukan barang dari gudang atau pabean.
1. Definisi Kargo
Kargo didefinisikan secara sederhana adalah barang (goods) yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal laut) atau darat (truck container) yang biasanya untuk diperdagangkan, baik antar wilayah atau kota di dalam negeri maupun antar negara Internsional yang dikenal sebagai ekspor-impor. Apapun jenisnya, semua barang kiriman kecuali benda-benda pos dan bagasi penumpang baik yang diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan lainnya (non komersial) dikategorikan sebagai kargo.
Menurut DR. H Toto T.S (2005 : 48) mengemukakan bahwa terdapat istilah untuk menyebut benda yang diangkut yaitu goods, merchandise dan cargo. Dalam pengangkutan udara berarti segala sesuatu benda atau apapun jenisnya, yang diangkut dengan pesawat, selain benda-benda pos, bagasi tangan dan bagasi tercatat.
Menurut F.D.C Sudjatmiko (2006 : 64) muatan kapal atau kargo ialah segala macam barang dan barang dagangan (goods and merchandise) yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan kapal, guna diserahkan kepada orang atau badan hukum dipelabuhan tujuannya.
Sedangkan definisi kargo menurut M.S Amir (2000 : 36), yaitu muatan barang yang diangkut atau dikirim dengan menggunakan jasa angkutan, yang disertai dengan dokumen yang dikeluarkan oleh airlines, yaitu Surat Muatan Udara (SMU) untuk pengiriman domestic dan Airway Bill (AWB) untuk Internasional.
Berdasarkan definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa kargo adalah segala macam barang yang diangkut dengan menggunakan jasa angkutan, dengan menggunakan dokumen yang telah dikeluarkan oleh airlines, untuk diserahkan kepada orang atau badan hukum di tempat tujuan.

2. Pihak-pihak Yang Terkait
Ada tiga pihak utama yang terkait dengan pengiriman kargo, yaitu :
a. Pihak Pengirim (Shipper)
Shipper bisa berupa perorangan, badan usaha dilakukan secara langsung tanpa perantara, atau melalui jasa ekspedisi pengiriman barang yang dikenal dengan istilah sebagai agen kargo atau ekspedisi muatan kapal atau ekspedisi muatan pesawat udara.
b. Pihak Pengangkut (Carrier)
Carrier bisa berupa cargo sales airline, cargo sales agent, airline atau air charter yang berfungsi sebagai pengangkut kargo. Pesawat yang dipakai khusus untuk pengangkut kargo saja disebut cargo aircraft. Sedangkan pesawat yang biasa digunakan untuk mengangkut kargo atau sebaliknya untuk mengangkut penumpang dikenal dengan istilah combine aircraft. Untuk sebagian besar airline, usaha pengangkutan kargo masih merupakan suplemen dari bisnis intinya yaitu jasa angkutan penumpang.
c. Pihak Penerima (Consignee)
Consignee bisa berupa perorangan, badan usaha maupun dalam bentuk cargo agent. Dalam prakteknya, kargo harus mengikuti aturan main yang telah ditetapkan.

3. Syarat Penerimaan Kargo
Secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menerima kargo, antara lain :
a. Pengepakan harus kuat dan baik sehingga untuk dikirim menggunakan pesawat terbang dengan aman, menjamin isisnya tidak mudah rusak atau menyebabkan kerusakan atas barang kiriman yang lain.
b. Pelabelan (labeling) atau penandaan (marking) harus memperhatikan sisi atau jenis barang yang akan dikirim atau diangkut, seperti pemakaian “tanda anak panah” (this side up) sehingga barang tidak terbalik saat disusun (build up) “tanda awas mudah pecah” (fragile, handle with care) dan sebagainya.
c. Mematuhi peraturan mengenai barang-barang yang berbahaya untuk dikirim.

4. Klasifikasi Kargo
Kargo dikelompokan ke dalam dua golongan besar, yaitu general cargo dan special cargo. Pengelompokan ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan di laut yang tentu saja sudah lebih dahulu. Yang membedakan adalah karakteristik sarana angkutannya dan kapasitas barang yang diangkut. Berbeda kondisinya dengan pesawat terbang yang sangat terbatas dengan barang-barang yang diangkut. Artinya tingkat pembatasan pada pengangkutan barang yang lewat udara sangat tinggi sekali, hal ini menyangkut keselamatan dan keamanan penerbangan, baik kesalamatan pesawatnya maupun penumpangnya, barang kiriman maupun keselamatan pihak ketiga.
a. General Cargo
Yang dimaksud dengan general cargo adalah barang-barang kiriman biasa, sehingga tidak memerlukan penanganan secara khusus, namun demikian tetap harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam hal pengepakan supaya isisnya dapat ditampung dalam cargo space. Contoh barang yang dikatagorikan general cargo antara lain : barang-barang keperluan rumah tangga, peralatan kantor, pakaian (garmen, tekstil) dan sebagainya.

b. Special Cargo
Yang dimaksud dengan special cargo adalah barang-barang kiriman yang memerlukan penanganan secara khusus. Jenis barang ini pada dasarnya bisa diangkut lewat udara tapi dalam keadaan terbatas dan harus memenuhi persyaratan dan penanganan secara khusus. Barang-barang, benda-benda atau bahan-bahan yang termasuk dalam kategori ini adalah :
1. Fragile goods.
2. Valuable goods.
3. Perishable goods.
4. Live animals.
5. Human remains.
6. Dangerous goods.
Dangerous goods adalah barang-barang yang berbahaya dimana dapat resiko terhadap kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan yang mana telah dituliskan dalam peraturan tentang barang berbahaya atau Dangerous goods regulations.



G. Definisi Ekspor
Menurut Amir M.S (2004 : 100) mendefinisikan ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan keluar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing.
Menurut Djauhari Ahsjar (2007 :1) ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean suatu negara ke negara lain dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.
Menurut Hamdani (2007 : 12) ekspor ialah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.
Dari pengertian ekspor diatas dapat disimpulkan bahwa ekspor adalah suatu kegiatan mengeluarkan barang-barang dari wilayah pabean suatu negara ke negara lain sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila suatu produk melintas batas suatu negara dengan maksud untuk diperjualbelikan ini dinamakan perdagangan internasional. Dalam perdagangan internasional, kegiatan jual-beli tersebut dinamakan transaksi ekspor-impor.
1. Prosedur Ekspor-Impor
Ada beberapa syarat prosedur yng harus dilakukan baik untuk mengekspor maupun mengimpor barang. Untuk mengirim barang, hal-hal yang harus dilakukan antara lain :
a. Bila seseorang ingin mengirim barang melalui kargo, maka yang harus dilakukan adalah mendatangi kantor pengirim kargo (agent atau airlines) dengan membawa barangnya. Disana barang akan ditimbang dan diperiksa pengepakannya. Bila semuanya sudah baik, maka akan dibuatkan dokumen House Air Waybill (untuk pengiriman dalam negeri digunakan Surat Muatan Udara). Biaya pengiriman juga akan diselesaikan.
b. Selanjutnya perusahaan jasa pengiriman atau agen akan melakukan reservasi ke airlines untuk mendapatkan Air Waybill. Air Waybill dan barang dibawa ke pabean untuk diperiksa dan disetujui. Bila pada tahap ini sudah selesai, maka barang siap dikirim.
c. Selanjutnya barang disimpan di gudang ekspor sampai pada waktunya untuk dikirim.
d. Tahap berikutnya adalah proses pengeluaran barang yang diterima, yaitu setelah barang diturunkan dari pesawat terbang, barang akan disimpan lebih dahulu didalam gudang impor (kecuali untuk barang – barang yang dikeluarkan pada hari itu juga, misalnyya koran, film berita untuk TV, barang yang cepat rusak atau busuk seperti sayuran, buah, daging dal lain-lain )
e. Si penerima barang akan mendapatkan surat pemberitahuan tentang adanya barang kiriman (notice of arrival).
f. Dengan surat tersebut, si penerima pergi kePabean untuk mendapatkan perserujuan pengeluaran barang dari gudang impor
g. Barang digudang impor hanya bisa dikeluarkan setelah diperiksa (dinyatakan siap untuk dikeluarkan) oleh pihak Pabean dan pembayaran pajak atas barang tersebut telah diselesaikan

1 komentar:

  1. gan mau tanya nih tugas sekolah tentang special cargo instansi apa saja sih yang terkait dalam penanganan special cargo itu?

    BalasHapus