Senin, 03 Agustus 2009

gian arisman v 224205022

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA DEVISI EXPORT PLYWOOD PADA PT ECL LOGISTIK INDONESIA

PROPOSAL PENGAJUAN SKRIPSI

Oleh :

GIAN ARISMAN VALENTINO

NIM 2243 05 022

SI MTL

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR

TRISAKTI JAKARTA

2009


Daftar isi halaman

Latar belakang masalah…………………………………………………….. 1

Identifikasi masalah………………………………………………………..... 4

Pembatasan masalah………………………………………………………… 4

Perumusan masalah…………………………………………………………. 5

Tujuan dan kegunaan penelitian…………………………………………… 6

Metode penelitian…………………………………………………………… 8

Sistematika penelitian………………………………………………………. 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengembangan transportasi laut Indonesia, khususnya pelayaran sangat maju, khususnya dalam kegiatan pengiriman barang dalam moda transportasi laut yaitu dalam bentuk curah, cair maupun container. Perkembangan transportasi laut Indonesia, khususnya pelayaran, mendapat berbagai tantangan dan kebijakan pemerintah yang membuat industri ini mati perlahan.keluarnya peraturan pemerintah Nomor 82 tahun 1999 dan instruksi presiden no 5 tahun 2005 pada awalnya memberikan harapan bagi bangkitnya industri pelayaran, bila tujuan dan hakekat peraturan itu dijalankan secara konsekuen. Secara historis empiric, keluarnya PP Nomor 82 itu seharusnya merupakan kebangkitan ketiga pelayaran nasional.

Kebangkitan pelayaran Indonesia ketiga di era milenium ketiga ini ditandai oleh perevisian rancangan undang – undang pelayaran dari undang- undang no 21 tahun 1992 menjadi undang – undang no17 tahun 2008 tentang pelayaran. Revisi ini diharapkan dapat mengakomondasikan kepentingan semua pihak, menunjang sistem ketahanan pangan nasional, dan memiliki visi yang jauh ke depan sehingga pelayaran dapat berjaya kembali. Tentu saja, didukung oleh kebijakan pelabuhan keselamatan dan keamanan maritim yang tepat guna.

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya adalah perairan yang terletak pada lokasi yang strategis, karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Dengan luasnya lautan dan juga dengan perkembangan dan kemajuan disektor moda transportasi laut, maka muncul lah perusahaan – perusahaan yang bergerak dibidang jasa, yaitu prusahaan – perusahaaan pelayaran, baik perusahaan pelayaran asing maupun BUMN. Dengan berkembangnya perusahaan - perusahaan yang bergerak di bidang jasa yaitu perusahaan pelayaran dan juga dengan banyaknya sumber daya alam yang ada di Indonesia ini contohnya batu bara, minyak bumi, gas alam, kayu dan lain – lain, maka dalam proses pengiriman muatan – muatan tersebut, sector jasa transportasi laut sangatlah berperan penting. Selain dengan tarif yang murah, dengan mengunakan jasa trasnportasi ini dapat memuat dalam jumlah yang cukup besar.

Karna hal itulah maka prusahaan yang berkonsentrasi pada bidang transportasi laut sangat dibutuhkan, ini merupakan peluang bagi para pengusaha yang bergerak dalam bidang jasa pengankutan barang atau muatan. Untuk terus dapat bertahan dalam persaingan yang semakin banyak, maka harus ditetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh para pengusaha perusahaan pelayaran seperti laba, pelayaran dan pelayanan yang diinginkan. Jumlah klien yang semakin meningkat dan terpenting adalah keselamatan muatan – muatan yang diangkut diatas kapal. Untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut, maka harus memperhatikan perubahan yang terjadi dilingkungan bisnisnya ini. Seperti faktor internal yang sangat penting dan juga faktor eksternal.dari faktor internal maka dapat diketahui kekuatan dan juga kelemahan perusahaan, sedangkan dari faktor eksternal maka akan muncul berbagai macam peluang dan juga ancaman yang semuanya itu akan membantu menemukan manajemen strategi dan juga strategi pemasaran apa yang tepat untuk dapat digunakan.

Pemilihan dan juga penerapan pelayanan dan strategi pemasaran yang baik akan sangat menunjang peningkatan jumlah muatan yang menggunakan jasa transportasi laut dan fasilitas – fasilitas yang memuaskan. Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan ECL Logistik Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang transportasi laut, harus berusaha untuk memuaskan keinginan para klien lainnya agar slalu dapat memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan tidak memilih perusahaan lain yang menawarkan jasa yang serupa.

Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka manajemen perusahaan Eastern Car Liner harus dapat memilah dan memilih strategi – strategi apa saja yang cocok untuk dapat bersaing dalam menghadapi berbagai peluang yang ada dalam persaingan yang semakin ketat ini. Oleh karena itu, maka manajemen perusahaan ECL Logistik Indonesia membutuhkan strategi pemasaran yang sangat baik guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan mengandalkan dan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan melalui pasar sasaran dan juga melalui berbagai macam program pemasaran agar dapat melayani pasar sasaran tersebut.

Dengan demikian, strategi pemasaran merupakan bagian yang terpenting dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk dapat menghadapi segala bentuk ancaman yang ada dan dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan baik. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul.

“ANALISA STRATEGI PEMASARAN DIVISI EXPORT PLYWOOD PADA

PT ECL LOGISTIK INDONESIA

1.1b Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka diketahui beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Dengan adanya krisis global ini maka banyak timbul hambatan - peluang serta kekuatan – kelemahahan pada divisi export plywood di PT ECL Logistic Indonesia.

2. Dengan adanya krisis global maka srategi pemasaran prusahaan banyak diubah untuk mengendalikan manajemen prusahaan.

1.1c Pembatasan masalah

Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian dalam masalah ini adalah menyangkut strategi pemasaran .maka penulis akan membatasi pembahasan mengenai strategi pemasaran yang ada.


1.2 Rumusan masalah

Adapun maksud dari perumusan masalah adalah untuk memperjelas masalah yang hendak diteliti sehingga menjadi pedoman bagi penulis dalam mencegah terjadinya kemungkinan timbul kesimpang siuran dalam penelitian.

Berdasarkan uraian yang didapatkan dalam latar belakang masalah,maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengetahui hambatan – peluang serta kekuatan-kelemahan yang di miliki oleh prusahaan ECL Logistik Indonesia pada divisi export plywood?

2. Strategi apakah yang sebaiknya digunakan oleh prusahaan ECL logistik indonesia Jakarta pada divisi export plywood?

1.3 Batasan masalah

Dalam suatu penelitiian, batasan masalah sangat dibutuhkan sehingga dapat mempertahankan keutuha data yang diperoleh dari obyek yang diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan ECL Logistik Indonesia pada divisi export plywood.

2. Untuk mengetahui dan menyusun strategi apa yang sebaiknya diterapkan dan digunakan oleh Prusahaan ECL Logistik Indonesia pada divisi export plywood.

1.4 Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui hambatan – peluang kelemahan yang dimiliki oleh Prusahaan ECL Logistik Indonesia pada divisi export plywood.

2. Untuk mengetahui dan menyusun dan menyusun strategi pemasaran apa yang sebaiknya diterapkan dan digunakan oleh Prusahaan ECL Logistik Indonesia pada divisi export plywood.

1.5 Manfaat penelitian

  1. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk menerapkan segala ilmu yang telah dipelajari dibangku perkuliahan, serta sebagai wadah yang dapat memberikan pengetahuan mengenai jasa dalam transportasi serta dalam hal penerapan strategi secara langsung maupun dibandingkan dengan teoritis.

  1. Bagi industri transportasi

Sebagai sarana bahan pertimbangan yang dapat digunakan untuk mengolah strategi pemasaran yang akan diambil dari hasil yang diajukan penulis. Dan juga membantu manajemen perusahaan untuk penerapan strategi pemasaran yang baik agar dapat tercapainya tujuan perusahaan.

  1. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia manajemen khususnya pada bidang pemasaran.

1.6 Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut;:

1. Penelitian lapangan (field research)

Penulis melakukan penelitian dengan mengadakan tinjauan langsung untuk dapat memperoleh data, dapat memberikan gambaran terhadap lingkungan pelabuhan disaat penelitian yang dilakukan dengan cara:

a. Data Primer

Data pimer merupakan data yang didapatkan langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.

Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah :

§ Observasi

Cara pengumpulan data dengan melakukan pencatatan langsung pada perusahaan secara cermat dan sistematis.

§ Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan langsung bertanya kepada perusahaan.

§ Kuisioner

Cara pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan kepada responden dalam bentuk angket dan dijawab dengan memberikan bobot maupun nilai yang sesuai dengan kenyataan yang ada diperusahaan.

b.Data Sekunder

Data sekunder merupakan data publikasi yang dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan suatu riset tertentu saja. Dalam pengumpulan data sekunder ini penulis memperoleh dengan membaca arsip yang ada dan juga penulis melakukan studi pustaka yang dimaksudkan untuk mendapatkan konsep-konsep teoritis mengenai strategi pemasaran agar didapatkan gambaran yang jelas dalam melakukan perubahan dan pembaharuan.

Dalam melaksanakan penelitian diperlukan data-data yang sesuai dengan

pokok permasalahan yang akan dibahas, yaitu:

1. Data Internal

a. Data Umum

Data internal merupakan data yang menggambarkan perusahaan secara umum, yang meliputi: sejarah perkembangan perusahaan, lokasi perusahaan, motto perusahaan, serta struktur organisasi perusahaan,

b. Data Khusus

Data khusus yaitu data yang berkaitan dengan semua manajemen fungsional, antara lain: variasi produk dan jasa, promosi, harga, kinerja perusahaan dan personalia perusahaan.

2. Data Eksternal

Data eksternal merupakan data diluar lingkungan internal perusahaan yang meliputi perubahan teknologi, struktur persaingan serta data lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

3.4 Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada ECL Logistik Indonesia yang merupakan

Perusahaan jasa yang berada di Jakarta.

Populasi dan Sampel yang diambil :

a. Populasi adalah suatu individu atau subjek pada wilayah dan waktu dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti. Dalam penelitian ini, populasinya adalah pimpinan dan karyawan ECL Logistik Indonesia

b. Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat dijadikan objek penelitian yang bisa dianggap memiliki keseluruhan populasi. Dalam penelitian ini penulis menetapkan 5 responden, yaitu: Direktur, General Manajer, Manajer keuangan, Manajer oprasional, dan Manajer Marketing ECL Logistik Indonesia yang akan dijadikan sampel.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk

mencapai suatu kesimpulan dan hasil yang akurat. Dalam menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisa Matriks Daya Tarik Industri (MDTI).

Analisa MDTI berusaha menggambarkan posisi pasar perusahaan dengan terlebih dahulu melakukan dekomposisi perusahaan menjadi unit usaha strategi jika perusahaan memiliki banyak unit usaha, namun jika perusahaan hanya memiliki satu unit usaha maka hal itu tidak perlu dilakukan. MDTI memiliki dua sumbu: vertical dan horizontal. Sumbu vertical digunakan untuk menggambarkan kekuatan perusahaan yang sebelumnya telah diukur dan dihitung berdasarkan berbagai indicator yang telah disepakati bersama. Sedangkan sumbu horizontal menggambarkan tentang ancaman dan peluang bisnis yang berasal dari yang berbagai indicator yang ada dalam lingkungan bisnis. Dalam MDTI ini terdapat sembilan sel yang terbentuk setelah masing-masing sumbu dibagi kedalam tiga bagian dengan titik pembagi yang telah ditentukan.

Adapun dapat terlihat pada gambar 3.4 berikut :

Gambar 3.4

Matrik Daya Tarik Industri




Daya Tarik industri

Text Box: Kekuatan  BisnisTinggi

Medium

Rendah

Tinggi

Investasi dan tumbuh

Pertumbuhan selektif

Selektif

Medium

Pertumbuhan selektif

Selektif

Panen / divestasi

Rendah

Selektif

Panen/ divestasi

Panen / divestasi

Untuk menganalisa data yang terdapat pada penelitian ini dilakukan beberapa prosedur penyusunan MDTI, yaitu:

1. Identifikasi variabel eksternal dan internal.

2. Penilaian variabel eksternal dan internal.

3. Penentuan posisi bisnis.

4. Rekomendasi strategi.

3.5.1 Identifikasi Variabel Eksternal dan Internal

Identifikasi variabel merupakan gambaran umum tentang keadaan perusahaan saat ini baik berupa kekuatan ataupun kelemahan perusahaan, maupun peluang dan ancaman yang akan dihadapi dalam menerapkan strategi pemasaran.

3.5.2 Penilaian Variabel Eksternal dan Internal

Pendekatan secara kualitatif ini mencoba menjelaskan masing-masing

indikator variabel eksternal dari indikator yang diidentifikasikan oleh manajemen sebagai peluang bisnis. Sedangkan variabel internal dengan pendekatan kualitatif menilai masing-masing indikator variabel yang diidentifikasi manajemen sebagai kekuatan perusahaan maupun kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.

Setelah indikator variabel eksternal diketahui, maka langkah selanjutnya

Adalah memberikan penilaian terhadap masing-masing indikator tersebut. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif.

Sebelum penilaian dilakukan, masing-masing indikator tersebut ditentukan terlebih dahulu bobotnya. Seluruh indikator memiliki bobot 1,00. Bobot ini mencerminkan peran masing-masing indikator setelah dilakukan evaluasi. Pemberian nilai untuk masing-masing indikator dilakukan setelah semua indikator ditentukan bobotnya. Penentuan nilai untuk masing-masing indikator menggunakan nilai berskala lima, yaitu dimulai dari 1 sampai dengan 5.

3.5.3 Penentuan Posisi Bisnis

Tahapan ini sangatlah sederhana, yakni sekedar menggabungkan kedua ni-

lai tertimbang yang diperoleh dengan meletakkannya pada sumbu yang tepat. Nilai variabel eksternal diletakkan pada sumbu horizontal, sedangkan nilai variabel internal diletakkan pada sumbu vertikal.

Gambar 3.5

Daya Tarik industri

Tinggi > 4

Medium >3 – 4

Rendah 0 - 3

Tinggi >4

Medium

> 3 – 4

Rendah

0 – 3

Penentuan Posisi BisnMatriks Daya Tarik Industri

­




3.5.4 Rekomendasi Strategi

MDTI tidak hanya berakhir pada penentuan posisi usaha perusahaan saja,

Namun juga perusahaan dapat menentukan rancangan strategi baru yang memperhatikan peluang apa saja yang dimiliki. Sehingga perusahaan dapat mempertahankan ataupun mengembangkan kekuatan yang dimilikinya untuk memasuki pasar dengan persaingan yang kompetitif. Adapun berbagai macam pilihan implikasi strategi itu dapat terlihat pada gambar 3.6 berikut:

Gambar 3.6

Implikasi Strategi

MDTI

Text Box: Kekuatan bisnisTinggi

Medium

Rendah

Tinggi

I

II

III

Medium

II

III

IV

Rendah

III

IV

IV

Berdasarkan posisi bisnis perusahaan yang telah diketahui, maka dapat dihasilkan beberapa strategi, yaitu:

1. Unit usaha yang berada pada skala prioritas pertama dan kedua , khususnya pada skala yang pertama, memiliki banyak pilihan strategi, sejak dari yang pilihan paling konservatif sampai dengan pilihan strategi yang progresif (akselerasi).

2. Unit usaha yang terletak pada sel berskala prioritas ketiga memiliki banyak peluang yang cukup untuk berkembang, akan tetapi keputusan investasi sedapat mungkin dilakukan dengan sangatlah hati-hati.

3. Unit usaha yang terletak pada sel berskala keempat memiliki kecenderungan sulit bertahan dipasar, bahkan lebih memungkinkan lagi untuk keluar pasar. Jika tanpa investasi masih dimungkinkan untuk terus beroperasi, biasanya unit usaha tersebut coba dipertahankan. Akan tetapi jika tersedia pilihan antara investasi dan divestasi, manajemen cenderung memilih pada keputusan divestasi.

1.7 Sistematika Skripsi

Dalam memperoleh gambaran yang menyeluruh atas skripsi ini,maka penulis membagi skripsi ini dalam 5 bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan secara singkat mengenai pokok masalah alas an utama dalam pemilihan judul,rumusan masalah,metode penelitian.tujuan oenelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian perusahaan pelayaran,pemasaran,konsep pemasaran, pengertian strategi, strategi pemasaran dan pengertian jasa.

BAB III GAMBARAN UMUM PT.ECL LOGISTIK INDONESIA

Dalam bab ini diuraikan sejarah singkat berdirinya pelabuhan, struktur organisasi, dan uraian tugasnya serta kegiatan perusahaan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dianalisis mengenai identivikasi data internal dan eksternal perusahaan, penilaian variable eksternal dan internal.penentuan posisi bisnis dan implikasi strategi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini disajikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan uraian dari bab sebelumnya, serta saran-saran yang dapat membantu penyempurnaan sistem pengendalian yang telah digunakan.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan tujuan untuk meningkatkan volume penjualan, dikatakan pemasaran berhasil adalah apabila konsumen merasa puas akan terpenuhinya kebutuhan yang diinginkannya.

Pengertian dan definisi pemasaran dapat menjelaskan lebih jelasnya tentang pengertian dan arti pentingnya pemasaran. Menurut Philip Kotler pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk menawarkan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Sedangkan menurut Peter Drucker pemasaran adalah hal yang sangat mendasar, sehingga tidak dapat dianggap sebagi fungsi tersendiri

Dari definisi yang dipaparkan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya bisa dengan cara pertukaran dan juga pemasaran itu tidak dapat dianggap sebagai suatu fungsi yang tersendiri.

Pemasaran menurut Philip Kotler (1994) merupakan cara memandang perusahaan dari hasil akhirnya, yaitu pandangan pelanggannya. Keberhasilan suatu bisnis bukan ditentukan oleh produsennya, melainkan oleh pelanggannya. Definisi pemasaran lainnya yaitu suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (P. Kotler,1997,hal:8).

Konsep inti pemasaran antara lain (Kotler dan Amstrong,1997:8-15)

1. Kebutuhan, keinginan dan permintaan

Kebutuhan merupakan pernyataan dari rasa kehilangan atau ketidakpuasan sasaran. Kebutuhan itu sudah melekat pada diri manusia, bila kebutuhan itu belum dirasakan puas, maka manusia itu akan mencari cara lain agar dapat memenuhi kebutuhannya itu.

Keinginan adalah suatu yang dirasakan kurang karena lingkungan atau suatu bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual. Manusia memiliki banyak sekali keinginan, dengan beragamnya keinginan manusia itu, maka banyak produsen yang berlomba lomba untuk dapat memenuhi keinginan manusia itu.

Permintaan adalah keinginan akan suatu produk yang didukung oleh daya beli dan kesediaan membelinya.

2. Produk

Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuasakan keinginan dan kebutuhan konsumen. Inti produk adalah pelayanan dan manfaat. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.

3. Nilai, kepuasan dan mutu

Nilai adalah kemampuan produk untuk memberikan kepuasan. Bagi pelanggan nilai merupakan perbedaaan antara nilai yang dinikmati karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk mendapatkan produknya itu.

Kepuasan pelanggan sangatlah tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Pembeli merasa tidak puas, bila prestasi produk yang ditawarkan berada jauh dari harapan yang diinginkan oleh pelanggan. Namun bila prestasi melebihi harapan pelanggan, maka kepuasaanlah yang akan dinikmati oleh pelanggan. Perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan.

Kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan, maka sangat terkait erat dengan mutu dan berdampak langsung pada prestasi produk. Total Quality Management merupakan suatu program yang dirancang untuk memperbaiki mutu produk, jasa, dan proses pemasaran secara terus menerus.

4. Pertukaran, transakti dan hubungan

Pertukaran adalah tindakan seseorang untuk memperoleh produk yang diinginkan dengan menukarkan sesuatu sebagai gantinya.

Transaksi yaitu perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit melibatkan dua macam nilai yaitu: persetujuan mengenai kondisi, persetujuan mengenai waktu dan persetujuan mengenai tempat.

Hubungan pemasaran merupakan proses penciptaan, memelihara dan meningkatkan hubungan erat yang semakin lama semakin bernilai dengan pelanggan dan pihak-pihak berkepentingan yang lain.

5. Pasar

Pasar adalah perangkat dari semua pembeli aktual dan potensial dari suatu produk dan jasa.

2.2 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah filsafah bisnis yang mengatakan bahwa kepuasan dan keinginan dari konsumen adalah dasar kebenaran sosial dan ekonomi kehidupan sebuah perusahaan ( William J.Stanton, 1993:14 ).

Menurut William J.Stanton ada tiga ketetapan pokok dalam mendasari konsep pemasaran yaitu :

1. Semua operasi dan perencanaan perusahaan harus berorientasi kepada perusahaan

2. Sasaran perusahaan harus volume penjualan yang menghasilkan laba. Jadi bukan volume demi kepentingan volume itu sendiri

3. Semua kegiatan pemasaran di sebuah perusahaan harus dikoordinir secara organisator.

Menurut Basu Swasta, definisi konsep pemasaran adalah falsafah

Bisnis yang mengatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Terdapat lima konsep alternatif yang melandasi aktifitas pemasaran organisasi (Kotler&Amstrong,1997:19-26)

1. Konsep Produksi

Konsep ini memiliki falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau serta manajemen harus berusaha keras untuk meperbaiki produksi dan efisiensi distribusi.

2. Konsep Produk

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang ditawarkan apabila produk itu memiliki mutu yang baik, kinerja yang terbaik atau hal-hal inovatif lainnya. Oleh karenanya Manajer harus terus memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang baik dan terus melakukan penyempurnaan.

3. Konsep Penjualan.

Ini merupakan suatu konsep bahwa konsumen tidak akan membeli produk dari suatu perusahaan, bila perusahaan itu tidak melakukan kegiatan promosi dan penjualan yang agresif kepada konsumen.

4. Konsep Pemasaran

Falsafah manajemen yang berkeyakinan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasaan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing.

5. Konsep Pemasaran berwawasan sosial

Konsep ini mempunyai pendapat bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif dan efisien daripada pesaingnya dengan cara mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

2.3 Pengertian Strategi

Menurut Basu Swasta DH dan Irawan (1990;67). Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam membuat suatu perencanaan strategis, perusahaan harus mengetahui apa yang harus dilakukan, apa arti dan tujuan daru perencanaan strategis itu sendiri

Konsep strategi juga terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Menurut Porter (1985), strategi adalah alat untuk mencapai keunggulan bersaing. Sedangkan menurut Hammal dan Prahalad (1995), strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental dan harus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan dimasa depan.

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan sangatlah memerlukan strategi karena adanya keterbatasan sumber daya, adanya kepastian akan tentang kekuatan dan perilaku yang kompetitif serta adanya keputusan yang harus dikoordinasikan dalam jangka waktu yang lama dan kondisi yang sesuai.

2.4 Strategi Pemasaran

Dalam peran strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan masalah mengenai bisnis apa yang dilakukan oleh perusahaan serta bagaimana bisnis tersebut dapat dijalankan dalam lingkungan yang kompetitif dengan bauran pemasaran untuk melayani pasar sasaran.

Strategi pemasaran itu terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu yaitu product, price, place and promotion dari bauran produk atau marketing mix. Dimana marketing mix ini selalu berkembang seiring dengaan perkembangan zaman dan juga perubahan dari sikap dan perilaku konsumen. Penggunaan marketing mix ini merupakan suatu cara untuk mempengaruhi konsumen agar mau untuk bertindak membeli suatu barang atau jasa. Oleh karenanya, unsur-unsur yang membentuk marketing mix tersebut adalah unsur-unsur yang haruslah dikuasai oleh manajer pemasaran yang digunakan dalam strategi pemasaran untuk mempengaruhi permintaan. Yang dimaksud unsur – unsur marketing mix contohnya adalah produk, distribusi dan promosi.

Pada dasarnya strategi pemasaran ini dapat memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti: segmentasi pasar, positioning, elemen pasar bauran, identifikasi pasar dan biaya bauran pasar. Strategi pemasaran inilah yang merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada fungsi manajemen suatu perusahaan.

Tujuan dari perencanaan strategis pemasaran ini antara lain adalah:

1. Memberi pedoman yang jelas dan terarah bagi perusahaan dalam mengantisipasi ancaman dan memanfaatkan peluang pasar.

2. Sebagai salah satu acuan bagi perusahaan dalam persaingan dan mengantisipasi kelemahan.

3. Dapat dijadikan suatu cara untuk meningkatkan penguasaan pasar dan pengembangan pasar sasaran untuk kelangsungan hidup perusahaan.

4. Dalam perumusan segmentasi sasaran dan penempatan yang tepat, efektifitas produk yang dihasilkan dapat tercapai.

Kemampuan strategi pemasaran dalam suatu perusahaan untuk menanggapi semua perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis faktor yang berikut ini:

1. Faktor Lingkungan

Analisis mengenai faktor ini sangatlah penting apalagi terhadap pertumbuhan perusahaan dan juga peraturan pemerintah. Namun selain itu ada yang tidak boleh terlupakan juga seperti pertumbuhan teknologi dan tingkat inflasi.

2. Faktor Pasar

Yang harus diperhatikan dalam faktor ini antara lain adalah: ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, perilaku konsumen, serta peluang-peluang lainnya yang belum terpenuhi.

3. Faktor Persaingan

Setiap perusahaan juga harus memperhatikan dan memahami siapa saja para pesaing perusahaan, bagaimana posisi pesaing dalam posisi bisnisnya, apa saja strategi dari pesaing, kelemahan dan kekuatan pesaing dan kapasitas produksi para pesaing itu.

4. Analisis Kemampuan Internal

Setiap perusahaan sangatlah penting mengetahui segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaannya dibandingkan dengan para pesaingnya yang ada. Penilaiannya dapat dilihat dari teknologi yang digunakan, masalah finansial, kekuatan pemasaran dan juga pelanggan yang dimiliki perusahaan.

5. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen ini harus dipantau dan dianalisis karena mempunyai manfaat bagi perkembangan produk, penetapan harga, dan juga penentuan strategi promosi.

2.5 Pemasaran Jasa

Dalam perusahaan jasa perbaikan alat-alat keselamatan kapal, manejemen strategi sangatlah dibutuhkan dalam pengambilan segala kebijakan perusahaan. Menurut J. David ,bahwa ciri khas manajemen strategi adalah penekanan pada pengambilan keputusan strategi.

Menurut Valarie A.Z dan Mary Jo Bitner (1996), jasa adalah semua aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasa dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu memproduksi sambil memberikan nilai tambah. Sedangkan menurut Philip Kotler (1994), pelayanan (jasa) adalah suatu aktifitas yang memberikan manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain dalam bentuk tidak nyata dan tidak menimbulkan pemindahan kepemilikan, yang seperti terdapat pada produk manufaktur.

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa memiliki ciri-ciri yang sangat spesifik yaitu:

a) Jasa tidak dapat disimpan

b) Jasa tidak dapat disentuh karena sifatnya yang tidak nyata

c) Jasa tidak memiliki standard dan ukuran yang objektif

d) Jasa tidak dapat dipindahkan, sehingga untuk mengkonsumsinya konsumen harus datang ke produsen.

e) Proses produksi dan konsumsi jatuh pada saat yang bersamaan

f) Kualitas jasa sangat tergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin.

Ada beberapa alasan juga mengapa pemasaran jasa itu diperlukan:

a) Tingkat hidup dan pendapatan masyarakat berbeda-beda

b) Penggunaan jasa memiliki pendapatan yang berbeda beda

c) Setiap jasa berbeda kualitasnya dan tidak ada yang persis sama

d) Pertumbuhan pariwisata yang terus berkembang baik dalam negeri maupun luar negri, sehingga selalu meningkat dari waktu kewaktu.

2.6 Jenis-jenis Pendekatan Analisis

Jenis-jenis pendekatan analisis yang digunakan dalam menggambarkan posisi perusahaan yaitu:

1. Boston Consulting Group ( BCG )

2. Matriks Daya Tarik Industri ( MDTI )

2.6.1 Boston Consulting Group ( BCG )

Menurut Suwarsono (2002), matriks BCG dapat disebut juga sebagai matriks pertumbuhan pangsa pasar. Matrik ini diperkenalkan pertama kali oleh Boston Consulting Group (BCG), salah satu perusahaan konsultan bisnis terkemuka di Amerika Serikat pada saat itu. Banyak perusahaan dan konsultan bisnis yang menggunakan matriks ini sebagai alat analisis. Hal ini dikarenakan mungkin ini merupakan matriks yang dikenal pertama kali dibanding matrik-matrik yang lain. Selain itu matrik ini juga sangat sederhana, sehingga relatif mudah digunakan.

Tabel 2.1

Matrik Pertumbuhan Pangsa Pasar Boston Consulting Group (BCG)

Bintang

(Start)

Tanda Tanya

( Question mark )

Sapi Perah

( Cash Cow)

Pupuk Bawang

( Dogs )

Pangsa Pasar Relatif

Sumber: B. Hedley (1997)

Tingkat pertumbuhan pasar disumbu tegak menunjukan tingkat pertumbuhan pasar dimana bisnis beroperasi. Sumbu mendatar, pangsa pasar relatif menunjukkan pangsa pasar SBU dibanding saingan terberatnya.

§ Tanda Tanya, terletak pada bagian sudut kanan MPPP. Bisnis perusahaan yang bergerak dalam pasar dengan pertumbuhan tinggi., namun pangsa pasarnya relatif rendah. Suatu tanda tanya memerlukan banyak uang, karena perusahaan harus menambah banyak pabrik, peralatan dan karyawan untuk menandingi pasar yang tumbuh cepat dan karena ingin mengalahkan pimpinan pasar.

§ Stars, adalah pimpinan pasar dalam pasar yang tumbuh cepat. Belum berarti bahwa bintang memberikan pemasukan uang tunai positif untuk perusahaan. Perusahaan harus mengeluarkan banyak untuk menandingi pertumbuhan pasar dan melawan serangan saingannya. Bintang biasanya menguntungkan dan dapat menjadi sapi perahan perusahaan kelak.

§ Cash Cows, sapi perahan menghasilkan banyak uang untuk perusahaan. Perusahaan tidak perlu membiayai pengembangan kapasitas karena pertumbuhan pasar telah terlambat. Perusahaan menggunakan bisnis sapi perahan untuk membayar tagihannya dan membiayai bintang, tanda tanya, serta pupuk bawang yang cenderung haus uang.

§ Dogs, menggambarkan jenis perusahaan dengan pangsa pasar rendah dalam pasar yang tumbuh lambat. Umumnya bisnis ini rendah labanya atau bahkan ruginya, walaupun kadang-kadang menghasilkan uang juga. Perusahaan harus mempertimbangkan apakah harus dipertahankan dengan alasan yang kuat, misalnya harapan perubahan tingkat pertumbuhan pasar, atau hanya alasan emosional saja.

2.6.2 Matriks Daya Tarik Industri ( MDTI )

Menurut Suwarsono (2002), MDTI menggambarkan posisi perusahaan dengan cara terlebih dahulu melakukan dekomposisi perusahaan menjadi Unit Usaha Strategis ( U2S ) berdasarkan produk, pelayanan serta fasilitas yang diberikan. MDTI ini memiliki dua sumbu, yaitu sumbu vertikal dan sumbu horisontal. Adapun sumbu horisontal digunakan untuk menggambarkan tentang ancaman dan juga peluang yang berasal dari berbagai faktor yang terdapat didalam lingkungan bisnis. Sedangkan sumbu vertikal menggambarkan kekuatan perusahaan yang sebelumnya telah diukur dengan matrik IFE. Jika sumbu horisontal itu bernilai positif, maka berarti menggambarkan tentang daya tarik industri yang mendorong perusahaan untuk terus beroperasi. MDTI ini juga memiliki sembilan sel yang terbentuk setelah masing-masing sumbu dibagi kedalam tiga bagian dengan titik pembagi yang telah ditentukan. Adapun masing-masing bagian itu adalah: bagian rendah, bagian tengah, dan bagian tinggi. Masing-masing sel yang terbentuk sebagai akibat perpotongan kedua sumbunya setelah masing-masing sumbu terbagi dalam tiga bagian menunjuk pada posisi pasar masing-masing Unit Usaha Strategis. Adapun jika digambarkan secara sederhana MDTI dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2

Matrik Daya Tarik Industri

Daya Tarik industri

Tinggi

Medium

Rendah

Text Box: Kekuatan  BisnisTinggi

Investasi dan tumbuh

Pertumbuhan selektif

Selektif

Medium

Pertumbuhan selektif

Selektif

Panen / divestasi

Rendah

Selektif

Panen/ divestasi

Panen / divestasi

Sumber: Suwarsono ( 2002 )

U2S yang terletak pada sel yang terbentuk sebagai akibat dari perpotongan sumbu vetikal bagian tinggi dengan sumbu horisontal bagian tinggi adalah unit usaha yang paling menjanjikan dan memiliki prospek berkembangnya usaha yang lebih jauh. Manajemen dituntut untuk tidak ragu-ragu dalam mengembangkan U2S yang terletak pada ujung kiri atas MDTI dengan terus berinvestasi untuk meningkatkan pertumbuhannya. Dua sel yang terbentuk karena perpotongan bagian medium dari sumbu vertikal dan horisontal juga memiliki prospek untuk berkembang, walaupun tidak sebesar U2S. Manajemen sebaiknya secara selektif melakukan investasi. Tiga sel yang terletak pada garis diagonal segi empat MDTI memiliki peluang bisnis yang lebih rendah lagi. Pada posisi manajemen sangat harus bersikap hati-hati bahkan jika perlu harus bersikap konservatif.

Tiga sel terakhir yang terletak pada sisi bawah MDTI adalah tempat bagi U2S yang hampir sama sekali tidak memiliki peluang dan keunggulan bisnis untuk dapat berkembang lebih jauh, cenderung bersifat stagnan, bahkan mati. Pada posisi ini manajemen diharapkan tidak melakukan investasi dalam jumlah besar dan jika terpaksa, manajemen dapat dipersilahkan untuk keluar dari pasar (divestasi).

Teknik Penyusunan MDTI. Pada hal ini MDTI berusaha menunjukan posisi unit usaha strategis pada saat sekarang dan juga memperkirakan posisi unit usaha tersebut pada masa yang akan datang. Posisi unit usaha pada masa sekarang pada MDTI baru dapat disusun setelah manajemen mampu mengidentifikasikan dan memberikan penilaian pada variabel internal dan juga variabel eksternal yang sangat berpengaruh secara signifikan terhadap peluang bisnis yang akan muncul dan kekuatan perusahaan yang dimiliki. Kemungkinan terjadinya antara variabel internal dan eksternal untuk kedua dimensi waktu yang sekarang dan akan datang berbeda bisa saja, namun apabila terjadi kesamaan mungkin disebabkan oleh keinginan untuk mendapatkan kemudahan. Secara sederhana prosedur urutan teknik MDTI dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini :

Tabel 2.3

Prosedur Penyusunan MDTI

No

Posisi Sekarang

No

Posisi Masa Depan

1

Identifikasi variabel internal dan eksternal yang signifikan

5

Prediksi variabel internal dan eksternal (jika ada perbedaan)

2

Penilaian variabel eksternal

6

Prakiraan kecenderungan variabel eksternal

3

Penilaian variabel internal

7

Prakiraan nilai variabel internal

4

Penentuan posisi bisnis

8

Perumusan strategi

Sumber: Suwarsono (2002)

Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang berarti antara prosedur penyusunan MDTI untuk dimensi waktu yang sekarang dan yang akan datang. Jika pada masa yang sekarang adalah identifikasi yang diperlukan, maka pada masa yang akan datang adalah prediksi.

Pada penelitian ini, yang digunakan oleh penulis adalah Matriks Daya Tarik Industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar