Rabu, 12 Agustus 2009

Nanda Suryo 2241.05.178


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan adalah keadaan dari perasaan kekurangan, keinginan merupakan kebutuhan manusia yang terbentuk oleh budaya dan kepribadian seseorang. Keinginan

BAB I

terbentuk oleh masyarakat dan dipaparkan dalam bentuk objek yang bisa memuaskan kebutuhan. Ketika didukung oleh daya beli, keinginan menjadi permintaan (demand). Mengingat keinginan dan sumber dayanya, manusia menuntut manfaat produk yang memberi tambahan pada nilai dan kepuasan yang paling tinggi.

Begitu juga permintaan pada jasa transportasi, penumpang atau pengguna jasa memerlukan nilai dan kepuasan yang tinggi pula, pada permintaan jasa transportasi yang harus diperhatikan perusahaan yaitu.

1. Kebutuhan akan jasa transportasi udara ditentukan oleh penumpang dan jenis barang yang akan diangkut dari suatu tempat ke tempat lain.

2. Permintaan jasa transportasi udara merupakan kebutuhan jasa transportasi tersebut oleh pengguna jasa bukanlah disebabkan karena pengguna jasa tersebut memiliki tujuan untuk naik moda transportasinya akan tetapi ada tujuan lain yang lebih penting di tempat lainnya.

Bisnis transportasi merupakan sebuah peluang bisnis yang terbuka sangat lebar. Tak dapat dielakkan, sepanjang masa manusia selalu membutuhkan ini. Transportasi udara pun semakin dibutuhkan dengan semakin dinamisnya kehidupan masyarakat. Dua hal yang merupakan dasar kebutuhan akan transportasi udara, perjalanan lintas lintas kota /propinsi bahkan lintas negara menjadi lebih cepat namun tidak mahal.

Maskapai nasional maupun maskapai asing berbondong-bondong mengapai konsumen yang akan melakukan perjalanan lewat udara ini khususnya untuk penumpang Indonesia yang meningkat tiap tahunnya baik perjalanan ke berbagai daerah di Indonesia maupun pelbagai negara lain.

Kemajuan mobilitas penumpang ini harus dibarengi dengan berbagai strategi yang dilakukan para maskapai, salah satunya adalah strategi yang telah dan akan diterapkan serta kesungguhan pelaksanaannya oleh masing-masing maskapai yaitu penambahan armada untuk mendukung pengembangan bisnis dan peningkatan pelayanan.

Pengembangan bisnis yang ditunjang dengan penambahan armada diperuntukan dalam hal penambahan frekuensi penerbangan pada pasar yang potensial yaitu daerah-daerah yang memiliki load factor lebih dari 75% serta penambahan rute baru yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Pada pengembangan bisnis yang dilakukan perusahaan penerbangan harus melihat kebutuhan dan keingingan dari penggunanya agar bisnis yang ingin dikembangkan mendapat tujuan yang diinginkan oleh perusahaan yaitu pendapatan yang lebih bagi masing-masing perusahaan

Dalam hal pengembangan bisnis dan peningkatan pelayanan penumpang Indonesia khususnya, PT Sriwijaya Air merencanakan pembukaan rute-rute baru dengan mengincar rute komuter dan rute luar negeri. Pembukaan rute Palangkaraya – Kuching- Palangkaraya yang belum lama ini dibuka sudah mendapat segmen pasar tersendiri walaupun frekuensi yang dilakukan hanya seminggu sekali, serta keberhasilan PT Sriwijaya Air membuka penerbangan perintis Jakarta-Malang, pulang-pergi, telah membuka mata untuk membuka penerbangan perintis sejenis, terutama jalur-jalur wisata potensial.

Belum lama ini tanggal 18 Desember 2008 PT Sriwijaya Air mengoperasikan rute baru Jakarta - Singapura, hal ini menunjukan bahwa PT Sriwijaya Air mampu bersaing dengan maskapai penerbangan lain. Keberhasilan pembukaan rute-rute baru yang diperoleh maskapai penerbangan yang berdiri tahun 2003 ini akan diperluas hingga kawasan Asia Tenggara dan China .

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul : “PROSPEK BISNIS PT SRIWIJAYA AIR PENERBANGAN RUTE JAKARTA – SINGAPURA 2009”

  1. Perumusan Masalah

1. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis akan mengidentifikasikan masalah yaitu sebagai berikut.

a. Menurunnya pertumbuhan penumpang rute Internasional.

b. Keterbatasan armada pada pelayanan rute Jakarta-Singapura.

c. Persaingan yang tinggi pada rute Jakarta – Singapura.

d. Frekuensi penerbangan yang sedikit.

e. Promosi rute Jakarta-Singapura yang kurang maksimal dilakukan PT Sriwijaya Air.

f. Prospek bisnis penerbangan yang terpuruk akibat krisis global.

2. Pembatasan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang ada maka penulis membatasi masalah pada prospek bisnis PT Sriwijaya Air rute penerbangan Jakarta-Singapura tahun 2009.

3. Pokok masalah

a. Bagaimanakah tingkat kebutuhan penumpang ( demand ) akan rute Jakarta-Singapura?

b. Bagaimanakah prospek bisnis PT Sriwijaya Air pada rute penerbangan Jakarta-Singapura?

b. Strategi apakah yang digunakan PT Sriwijya Air dalam persaingan rute Jakarta-Singapura?

c. Bagaimanakah kondisi Break Even Point PT Sriwijaya Air rute Jakarta-Singapura?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian maka tujuan dari penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kebutuhan penumpang (demand) akan rute Jakarta-Singapura.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis prospek bisnis PT Sriwijaya Air pada rute Jakarta – Singapura.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis strategi yang digunakan PT Sriwijaya Air dalam persaingan rute Jakarta-Singapura.

d. Untuk mengetahui dan menganalisis kondisi break even point PT Sriwijaya Air rute Jakarta-Singapura

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

1) sebagai media untuk mengetahui lebih dalam tentang bidang yang diteliti, sehingga menambah pengetahuan tentang operasional dan segi marketing dalam hal ini analisis rute ini.

b. Bagi Perusahaan

sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan dalam pengembangan bisnis.

c. Bagi Lembaga

Penelitian dapat dijadikan sebagai informasi tambahan dan ilmu pengetahuan tentang analisis rute pada prospek bisnis rute Jakarta-Singapura PT Sriwijaya Air untuk masyarakat serta adik –adik kelas dalam proses belajar untuk.dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran dan pengembangan pendidikan.

C. Metodologi penelitian

1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data secara umum dapat dikategorikan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah nilai dari peubah-peubah yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka, sedangkan data kuanitatif adalah nilai dari peubah yang dapat dinyatakan dengan angka-angka.

Dalam penelitian ini penulis mengunakan jenis data kuantitatif yang paling umum digunakan yaitu data nominal merupakan data yang menggambarkan keadaan nominal objek penelitian.

Sumber data yang digunakan penulis adalah data sekunder, pada data sekunder ini penulis memperoleh data secara tidak langsung dari objek peneliti. Data sekunder dibagi menjadi dua kelompok menurut sumbernya yaitu data internal yang tersedia ditempat penelitian dilakukan, dan data eksternal yang merupakan data perolehan dari pihak luar.

2. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini meliputi:jumlah penumpang, tipe pesawat yang digunakan, yang semuanya ini terangkum pada market share PT Sriwijaya Air.

Sample adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Sample yang digunakan berupa data market share selama periode tahun 2006 hingga 2008.

3. Metodologi Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara tergantung pada instrumen yang digunakan dan sumber datanya (Kountur, 2007 : 177).

Metode pengumpulan data meliputi:

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Survei yaitu metode pengumpulan data yang menggunakan instrumen kuesioner atau wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari responden, dalam hal ini pihak perusahaan yang bersangkutan.

1) Interview/ wawancara, merupakan alat pengumpul data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya yaitu wawancara pihak yang berwenang pada perusahaan tersebut.

2) Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap perusahaan atau on the spot pada PT Sriwijaya air yang menjadi objek penelitian penulis.

b. Penelitian Kepustakaan

Pengumpulan data dengan menggunakan riset kepustakaan yang berupa data sekunder, yaitu dilakukan dengan memgumpulkan data-data dari bahan-bahan literatur segala informasi secara tertulis dalam bentuk teks book dan sumber-sumber lainnya yang relevan dengan judul skripsi serta berhubungan dengan masalah yang diteliti.

4. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis dan membahas perumusan yang diteliti, penulis melakukan analisis rute terhadap penerbangan rute Jakarta-Singapura.

Penelitian ini menggunakan alat analisis

a. Deret Berkala merupakan suatu cara penyusunan nilai data observasi secara berurutan dari waktu ke waktu. Pada analisis Deret Berkala ini penulis menggunakan Trend Sekuler Linear dengan metode Least Square, metode ini menggunakan koding (di)

Rumus:

Y1 = a + b x

Dimana: Y1 adalah nilai trend

a =

b =

n ∑XY - ∑X . ∑Y

√n∑X2 – (∑X)2 √n∑Y2 – (∑Y)2

b. Koefisien Korelasi digunakan untuk melihat ada tidaknya keeratan atau hubungan antara variable bebas (X) dengan variable terikat (Y). koefisien Korelasi dinotasikan r dan dirumuskan sebagai berikut.

r =

c. BEP ( Break Even Point ) atau analisis titik impas. Analisis Break even point merupakan teknik perencanaan laba dalam jangka pendek atau dalam satu periode akuntansi tertentu dengan mendasarkan analisisnya pada variabilitas penjualan. Konsep titik impas ini paduan antara biaya, kuantitas muatan dan laba yang didapat.

Ada 2 Pendekatan yang digunakan pada analisis titik impas ini yaitu.

a. Menggunakan rumus / formula

BEP =

Dimana FC = total biaya tetap

P = harga jual per unit

VC = biaya variable per unit

b. Pendekatan Grafik

Biaya

Total Biaya

Pendapatan




BEP (Value)

Biaya tetap




BEP ( volume ) Jumlah Muatan

Break Even Point sering disebut dengan titik impas atau titik pulang pokok yaitu suatu keadaan perusahaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama dengan jumlah total biaya atau keadaaan perusahaan dimana laba-rugi sebesar nol (Ellen Christina dkk, 2001:207).

5. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan skripsi ini, penulis membagi ke dalam 5 (lima) Bab, dimana masing-masing bab saling berkaitan, sehingga akan menjadi satu kesatuan yang utuh.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistimatika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori-teori untuk mendukung penulisan ini antara lain pengertian tentang rute, marketing, operasional perusahaan penerbangan dan membahas teori-teori lain yang berkaitan dengan variable penelitian yang digunakan.

BAB III GAMBARAN UMUM PT Sriwijaya Air

Bab ini akan menjelaskan tentang objek dimana penulis melakukan penelitian yang dimulai dari sejarah singkat, struktur organisasi, manajemen serta kegiatan usaha dan interaksi PT Sriwijaya Air dengan konsumen.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang masalah-masalah yang terdapat dalam perumusan masalah mengenai analisis rute, analisis Break Event Point, market share pada rute Jakarta- Singapura, tipe pesawat yang digunakan pada penerbangan.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup dari seluruh pembahasan dalam skripsi ini yang didalamnya terdapat kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan pada khususnya dan pembaca skripsi ini pada umumnya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Pemasaran

Philip Kotler dan Gary Amstrong (2008:10) mendefinisikan pengertian manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar.

Menurut Buchari Alma (2000:130) Manajemen Pemasaran ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan.

M. Fuad, dkk (2001:124) menyatakan Manajemen Pemasaran ialah suatu analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang bermanfaat dengan pembeli untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Pengertian-pengertian diatas penulis menyimpulkan manajemen pemasaran merupakan kegiatan/ proses yang dilakukan perusahaan untuk memilih pasar dan memberikan keuntungan bagi pembeli maupun bagi perusahaan.

Pada manajemen pemasaran terdapat dua ilmu yang terpisah kemudian dipadukan dalam satu kegiatan untuk pencapaian tujuan perusahaan dan digabung dalam bentuk kerjasama. Adapun proses dalam tahapan pemasaran yaitu:

a. Menekankan pada apa yang diinginkan oleh konsumen,

b. Perusahaan mula-mula meneliti apa keinginan konsumen kemudian merancang bagaimana membuat produk tersebut agar memuaskan selera konsumen.

c. Manajemen berorientasi pada profit dalam arti laba total bukan laba per unit barang.

d. Rencana dibuat jangka panjang dalam arti memikirkan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang

1. Pemasaran

Setiap orang yang mendirikan perusahaan, tentu bertujuan untuk bertujuan memproduksi suatu barang tersebut tidak disimpan begitu saja di dalam gudang, melainkan harus dijual kepada konsumen. Dari hasil penjualan tersebut, produsen memperoleh imbalan berupa laba.

Untuk menjual barang atau jasa, produsen tidak mungkin melakukannya secara langsung kepada konsumen, sehingga penjualan itu dilakukan secara berantai yakni dari produsen ke pedagang besar kemudian ke pedagang kecil dan konsumen. Pemasaran sangat penting bagi perusahaan karena melalui pemasaran, hasil produksi, dapat diperkenalkan, dan dapat dibeli konsumen.

a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2008:6) adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangakap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut Michael J. Eizel dalam buku Amin Widjaja (2001:6) pemasaran adalah suatu sistim total dari aktifitas usaha yang didisain untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk yang memuaskan keinginan kepada pasar sasarannya untuk mencapai tujuan organisasi.

Philips dan Duncan ( Alma : 1) mendefinisikan pemasaran adalah marketing yang oleh para pedagang diartikan sama dengan distribusi, dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke konsumen (rumah–tangga) dan ke konsumen industri

Pengertian-pengertian yang ada diatas penulis menyimpulkan pengertian pemasaran yaitu segala kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan kepuasan pelanggan dalam memenuhi kebutuhan pasar atau konsumen untuk mencapai suatu tujuan perusahaan terebut.

b. Bauran Pemasaran

Dalam pemasaran atau pencapaian tujuan perusahaan diperlukan strategi. Bauran pemasaran merupakan strategi mencampur kegiatan pemasaran, Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran yang meliputi:

1. Produk

Menurut Kotler (2000:394) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dapat berupa barang maupun jasa. Konsumen membeli barang bukan hanya sekedar memperoleh barangnya saja tetapi ada yang terkandung unsur lain pada produk tersebut.

2. Harga

Di dalam teori ekonomi pengertian harga, nilai dan utility merupakan konsep yang saling berhubungan. Utility ialah suatu artibut yang melekat pada suatu barang yang memungkinkan barang tersebut, dapat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan memuaskan konsumen (satisfaction). Value adalah nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk lain.

Jadi Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.

Masalah kebijakan harga adalah turut menentukan keberhasilan pemasaran produk. Menurut Buchari Alma (2000: 168) pada umumnya ada tiga strategi harga yang dapat diikuti oleh produsen tergantung pada keadaan produknya meliputi:

a. Penetapan harga setinggi-tingginya karena merupakan produk baru yang istimewa.

b. Penetrasi Harga, yaitu memasang harga yang rendah pada permulaan pemasaran kemudian dinaikan bertahap.

c. Perusahaan menggunakan strategi yang mengikuti harga pasar.

3. Distribusi

ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan karena sangat penting dalam perantara dan pemilihan saluran disrtibusinya. Hentje Pongoh (2008), distribusi dapat dilakukan penjualan langsung, penjualan korporat dengan kios serta metode pembayaran yang mempermudah konsumen mendapatkan jasa yang diinginkan.

4. Promosi

Promosi ialah usaha yang dilakukan oleh marketer, berkomunikasi dengan calon audiens. Komunikasi adalah proses membagi ide,informasi, atau perasaan audiens. Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan karena saling berangkulan untuk menuju suksesnya pemasaran. Produsen atau perusahaan harus melihat adanya keseimbangan baik antara produk yang sesuai selera konsumen dibarengi dengan teknik promosi yang tepat.

5. Manusia

Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa maka “people” yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.

6. Proses

Merupakan gabungan semua aktivitas yang terdiri dari prosedur, jadwal kerja, mekanisme, aktivitas dan hal rutin dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

7. Physical evidence

Hal ini terkait dengan penampilan yang berbeda dengan memberikan pelayanan, baik operasional maupun administratif, yang ramah dan nyaman serta janji yang terjamin.

B. Manajemen Strategi

Iwan Purwanto (2007:75) mendefinisikan pengertian Manajemen Strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasarna perusahaan.

Suwarsono Muhammad (2004:7) menyatakan Manajemen Strategi merupakan usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan.

Menurut Pearce dan Robinson (2007:6) manajemen Strategi ialah satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan imlementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.

Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa manajemen strategi merupakan tindakan pada rencana jangka panjang yang diimplementasikan untuk mencapai tujuan organisasi.

1. Strategi

Pengertian strategi menurut Kenneth R. Andrews ( Alma :157) bahwa strategi perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijakan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dikejar oleh perusahaan.

Menurut Iwan Purwanto (2007:74) Strategi merupakan suatu kerangka yang fundamental tempat suatu organisasi akan mampu menyatakan kontinuitasnya yang vital, sementara pada saat yang bersamaan ia akan memiliki kekuatan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.

Dari pengertian-pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan.

2. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran untuk mengusahakan agar permintaan ditingkatkan dengan menggunakan beberapa insentif, untuk mendorong permintaan pada saat sepi agar sesuai dengan yang diharapkan. Bentuk strategi lainnya adalah dengan menciptakan jasa-jasa lain yang saling melengkapi agar menyeimbangkan permintaan dari beberapa jenis jasa.

Strategi pemasaran menurut David W. Craven (2004:151) adalah analisis strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam strategi penentuan pasar sasaran bagi produk pada setiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.

Dalam mendesain suatu strategi pemasaran, hal terpenting yang perlu dilakukan menurut Philip Kotler, manajemen pemasaran adalah penerapan konsep STP (Segmentation, Targeting, and Positioning). Konsep ini saling terkait satu sama lainnya secara garis besar langkah-langkah STP terlihat pada gambar II.1

Bagan II.1 Langkah-Langkah dalam Desain Strategi Pemasaran

a. Segmentasi pasar

Karena terbatasnya sumber daya, suatu perusahaan tidak dapat menawarkan semua produk yang diinginkan pasar. Perusahaan harus membedakan kelompok kebutuhan yang berbeda dalam pasar. Pasar dapat disegmentasikan dengan geografi, demografi, psikografi, dan variable perilaku.

b. Target Pasar

Dalam pemilihan target pasar yang tepat, suatu perusahaan harus menggunakan empat criteria; ukuran segmen, pertumbuhan segmen, keunggulan kompetitif perusahaan, dan situasi kompetitif perusahaan.

c. Penentuan Pasar (positioning)

Dalam menentukan posisi produk, suatu perusahaan harus memberikan perhatian terhadap empat pertimbangan berikut:

1) harus cocok dengan kekuatan perusahaan

2) jelas berbeda dengan positioning pesaing.

3) harus diterima secara positif (disukai dan dapat depercaya)

4) harus sustainable untuk beberapa waktu.

Positioning merupakan suatu “janji” yang dibuat oleh perusahaan terhadap konsumennya, untuk membangun kredibilitas bagi positioning perusahaan harus memenuhi janjinya dengan cara membangun diferensiasi yang kuat.

3. Strategi Persaingan

Menurut Husein Umar (2001:325) strategi persaingan dilakukan untuk dapat unggul dalam persaingan produk di pasar, teknik-teknik yang diperlukan yaitu:

a. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif

Apabila perusahaan dapta menentukan posisinya sendiri sebagai pemberi nilai superior kepada sasaran terpilih, maka perusahaan memperoleh keunggulan komparatif. Jadi posisi diperoleh dengan mengadakan pembedaan atas tawaran pemasaran perusahaan dengan perusahaan pesaingnya melalui pembedaan menurut produk, layanan, personel, dan citra (image).

b. Memilih keunggulan kompetitif

Jika perusahaan telah menemukan beberapa keunggulan kompetitif yang potensial, selanjutnya harus dipilih satu keunggulan kompetitif sebagai dasar bagi kebijakan penentuan posisinya.

c. Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi

Jika perusahaan memutuskan untuk membangun posisi atas dasar mutu dan layanan yang lebih baik, maka perusahaan harus mewujudkan posisi dan posisis dapat terus berkembang secara berangsur-angsur disesuaikan dengan lingkungan pemasaran yang selalu berubah.

d. Bersaing di pasar.

Pada bagian ini perusahaan mulai merancang strategi pemasaran yang kompetitif yaitu strategi yang akan memberikan kepada perusahaan atau produk-produknya suatu keunggulan kompetitif, paling tidak dibenak konsumen. Posisi kompetitif, menurut Kotler (Umar:326) dapat diklasifikasikan berdasarkan perannya dalam pasar sasaran yaitu:

1) Pemuka pasar/ Market Leader

Kebanyakan industri memiliki satu perusahaan yang diakui sebagai pemimpin pasar. Pemimpin pasar memiliki pangsa pasar terbesar, memimpin dalam perubahan-perubahan khususnya dalam perubahan dalam bauran pemasaran dan menjadi kiblat bagi perusahaan-perusahaan lain dalam menyusun strategi persaingan.

Untuk tetap menjadi Market Leader ada tiga langkah perlu selalu diperhatikan : perusahaan harus menentukan jalan untuk memperbesar jumlah permintaan, perusahaan harus dapat melindungi pangsa pasarnya yang sekarang, dan perusahaan harus memperbesar pangsa pasarnya.

2) Penantang Pasar

Perusahaan yang dapat digolongkan sebagai perusahaan runner-up dapat menerapkan strategi kompetitif misalnya dengan cara menyerang pemimpin pasar maupun pesaingnya atau mengikuti strategi para pesaing.

3) Pemanut Pasar/ Market Follower

Pemimpin pasar belum tentu ditantang oleh perusahaan runner-up Karena resiko yang harus ditanggung bila kalah dalam persaingan sehingga perusahaan lainnya lebih mengikuti pemimpin pasar daripada menyerang. Pengikut pasar dapat memperoleh banyak manfaat misalnya dalam pengembangan produk dan perluasan saluran distribusi dimana pemimpin pasar banyak menanggung biaya yang sangat besar.

4) Penceruk pasar/ market nicher

Penceruk pasar ini dimanfaatkan oleh perusahaan kecil secara efektif walaupun ada beberapa perusahaan besar yang salah satu divisinya mengkhususkan diri untuk masuk ke ceruk-ceruk pasar ini. gagasan kunci dalam keterampilan menceruk pasar ialah spesialisasi, misalnya perusahaan mengkhususkan diri pada pasar, pelanggan, atau dari bauran pemasaran.

C. Pengangkutan

Nur Nasution (2004:15) Pengangkutan / Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri.

Pengangkutan menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan daripada di tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutannya. Dalam hubungan ini terlihat bahwa unsur-unsur pengangkutan meliputi:

a. Ada muatan yang diangkut

b. Tersedianya kendaraan sebagai alat angkutannya

c. Ada jalanan yang dapat dilalui

d. Ada terminal asal dan terminal tujuan

e. Sumber daya manusia dan organisasi serta manajemen yang menggerakan kegiatan transportasi tersebut.

Kebutuhan akan jasa transportasi ditentukan oleh barang-barang dan penumpang yang akan diangkut dari satu tempat ke tempat lain, jumlah kapasitas angkutan yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan sangat terbatas disamping itu permintaan terhadap jasa transportasi merupakan derived demand.

1. Permintaan Jasa Angkutan

Pada dasarnya permintaan akan jasa transpor terjadi apabila diantara dua atau lebih tempat terdapat perbedaan kegunaan marjinal terhadap barang, yang lebih tinggi yang lain rendah.

Factor-faktor yang mempengaruhi permintaan jasa angkutan sebagai berikut.

a. Harga jasa angkutan

Perubahan harga/tariff dalam batas tertentu memberikan pengaruh terhadap jumlah permintaan jasa angkutan

b. Tingkat Pendapatan

Apabila tingkat pendapatan pemakai jasa angkutan makin meningkat maka permintaan akan jasa transport meningkat dikarenakan kebutuhan melakukan perjalanan bertambah.

c. Citra atau image perusahaan

Suatu perusahaan angkutan atau moda angkutan tertentu memberikan kualitas pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pemakai jasa transport, maka konsumen tersebut akan menjadi pelanggan yang setia. Dengan kualitas pelayanan yang prima akan dapat meningkat citra perusahaan kepada para konsumennya.

2. Penawaran Jasa Angkutan

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jasa angkutan meliputi:

1. Teknologi yang digunakan mempengaruhi kemampuan atau kinerja sistim transport tersebut yaitu: dalam hal biaya operasi, kapasitas, dan kecepatan.

2. Perilaku dan tujuan operator

Transport udara dipengaruhi oleh strategi perluasan kapasitas sistim dalam menghadapi permintaan yang menigkat. Hal ini adalah mekanisme harga yang menjabarkan fungsi biaya operasi ke dalam fungsi biaya pemakai.

3. Kebijakan harga, kapasitas dan tipe peralatan yang dipengaruhi oleh lingkungan kelembagaan.

4. Perilaku pemakai jasa mempengaruhi aspek biaya dalam fungsi supply transport

Menurut Manual Book Garuda Indonesia (2007) jasa angkutan yang dapat dijual kepada pemakai jasa meliputi:

1. Seat atau tempat duduk untuk penumpang

2. Space yaitu kapasitas angkut untuk barang dan pos

3. Jarak tempuh

Mengingat produksi/ jasa angkutan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan sarana atau pesawat yang digunakan untuk memproduksi jasa tersebut maka struktur biaya yang dipakai dalam perhitungan biaya pokok jasa angkutan udara sebagai berikut.

Menurut Hentje Pongoh (2008: 40) biaya operasional penerbangan dibagi dalam dua kelompok yaitu:

1. Direct Operating Cost

a. Biaya operasi penerbangan (flight operations cost), meliputi:

1) gaji dan pengeluaran awak pesawat

2) bahan bakar dan pelumas

3) biaya navigasi dan fasilitas Bandar udara

4) sewa peralatan penerbangan dan awak pesawat

b. Biaya perawatan dan perbaikan (maintenance and overhaul cost), meliputi:

1) biaya-biaya teknik dan staf

2) suku cadang yang digunakan

3) administrasi perawatan

c. Biaya penyusutan dan amortisasi (depreciation and amortization cost)

2. Indirect Operating Cost

a. Pengeluaran stasiun dan operasi darat, meliputi:

1) staf darat

2) gedung, perlengkapan dan transportasi

3) biaya penanganan kepada pihak ketiga

b. Biaya pelayanan penumpang, meliputi:

1) gaji dan pengeluaran awak kabin

2) biaya pelayanan penympang lainnya

3) asuransi penumpang

c. Biaya penjualan dan promosi

d. Biaya administrasi dan umum

3. Fungsi Jasa Angkutan Udara

Nur Nasution (2004:239) dalam buku Manajemen Transportasi menjelaskan fungsi yang harus dicapai pada jasa angkutan udara yaitu:

a. Melaksanakan penerbangan yang aman (safety)

Perusahaan penerbangan harus mengutamakan faktor keselamatan di atas segala-galanya dalam pengoperasian pesawat baik seluruh penumpang, awak pesawat, dan barang-barang selama penerbangan, dengan demikian perusahaan mendapat kepercayaan dari masyarakat.

b. Melaksanakan penerbangan yang nyaman (comfortable)

Perusahaan berusaha semaksimal mungkin agar penumpang mendapat kenyamanan selama penerbangan berlangsung sehingga penumpang kan merasa puas atas pelayanan yang diberikan.

c. Melaksanakan penerbangan yang tertib dan teratur (regularity)

Dalam mengoperasikan pesawat udara harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal penerbangan yang telah ditentukan secara tepat dan teratur serta sesuai dengan waktu yang diinginkan oleh penumpang.

d. Economy for company

Profit semaksimal mungkin akan tercapai dan efisiensi perusahaan akan selalu meningkat terus menerus sehingga asas kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan.

4. Pengertian Rute

Menurut H.K.Martono (2007) dalam Kamus Hukum & Regulasi Penerbangan Rute penerbangan adalah lintasan pesawat udara dari Bandar udara asal ke Bandar udara tujuan melalui jalur penerbangan yang telah ditetapkan. Pertimbangan pemberian rute meliputi:

a. Penentuan rute penerbangan yang diberikan kepada perusahaan penerbangan oleh Direktur Jendral Perhubungan Udara Departemen Perhubungan setelah mempertimbangkan.

b. Operasi Penerbangan. Aspek operasi penerbangan yang harus dipertimbangkan dalam penentuan rute penerbangan meliputi:

1) Rotasi pesawat udara,

2) Penguasaan armada pesawat udara,

3) Sumber daya manusia dan

4) Pendukung operasi lainnya.

c. Keterpaduan. Aspek keterpaduan dalam penentuan rute penerbangan meliputi:

1) Rute penerbangan luar negeri,

2) Rute penerbangan dalam negeri.

d. Keseimbangan. Aspek kesimbangan dalam penentuan rute penerbangan meliputi:

1) Keseimbangan antara rute penerbangan yang padat,

2) Rute penerbangan yang tidak padat,

3) Rute perintis.

e. Evaluasi, rute-rute tersebut dievaluasi sekurang-kurangnya sekali dalam kurun waktu lima tahun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar