Senin, 17 Agustus 2009

Michael R Tombeng 224105132

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal perkembangan angkutan udara, pengangkutan penumpang dan pos merupakan satu-satunya usaha dari perusahaan penerbangan. Dengan kemajuan perekonomian dan perdagangan dunia, angkutan kargo udara kemungkinan menjadi suatu usaha yang tidak kalah pentingnya dari angkutan penumpang sendiri dan hal tersebut juga dirasakan di Indonesia. Setiap tahun pertumbuhan angkutan kargo udara selalu memperlihatkan kecenderungan yang meningkat, baik di tingkat domestik, regional maupun internasional. Hal tersebut telah diantisipasi pula oleh industri pesawat terbang dengan menghadirkan pesawat khusus pengangkut kargo (freighter) atau pesawat penumpang yang sekaligus juga mengangkut kargo (combi).

1

Bisnis penerbagan kargo belum sebanyak penerbangan penumpang. Kargo memang selalu ada, namun sebagian pengusaha penerbangan tidak berkeinginan membuka perusahaan khusus kargo. Alasannya, arus kargo belum sebanding dengan arus penumpang. Memang benar, meski memiliki kecenderungan meningkat, arus kargo belum sebanyak arus penumpang. Seringkali terjadi, pesawat terbang membawa kargo hanya dalam perjalanan pergi, pulang dalam kondisi kosong. Kondisi seperti ini jelas membuat pengusaha takut berbisnis di bidang itu. Akan tetapi, ketakutan sebagian pebisnis tersebut tidak tercermin dalam tubuh RPX Airlines. Bagaimana mungkin? Karena sejak berdiri, maskapai kargo ini sudah memiliki pasar jelas. Sebagian kargo yang diterbangkan merupakan milik Federal Express (FedEx). Melihat sejarah keberadaannya, RPX Airlines memang tak lepas dari keberadaan FedEx di Indonesia. FedEx, maskapai kargo asal Amerika Serikat ini hadir di Indonesia sejak tahun 1985. Wujudnya berada di bawah payung Repex Perdana Internasional sebagai pemegang lisensi. Sebagai mitra bisnis Fedex di Indonesia, Repex Perdana bertugas menangani seluruh operasi pengiriman dan pengambilan kargo di wilayah Indonesia. FedEx hanya menyediakan pesawat untuk menerbangkan kargo yang dikumpulkan Repex ke luar Indonesia. Kemitraan serasi ini membuat FedEx tumbuh menjadi perusahaan penyedia jasa transportasi kargo udara skala besar. Namanya identik dengan perusahaan penyedia jasa kiriman supercepat. Kemitraan tetap berlanjut meski Repex Perdana telah bermetamorfose menjadi kelompok usaha RPX. Demi memenuhi tugas sebagai penyedia jasa layanan kargo udara, RPX mendirikan RPX Airlines.

RPX Airlines berbeda dengan maskapai penerbangan Indonesia umumnya. Maskapai yang memiliki dua Boeing 737-200 ini memilih berkonsentrasi menerbangkan kargo daripada penumpang. Sebuah bentuk maskapai yang paling dihindari pebisnis penerbangan Indonesia karena dianggap tak menguntungkan. Fakta berkata lain. Dua tahun lebih beroperasi, RPX melaju tanpa rintangan berarti. Lima kota, diantaranya Jakarta, Surabaya, Balikpapan, Makasar dan Singapura diterbangi rutin lima kali seminggu. Kargo demi kargo diangkut. Sebagian besar berupa dokumen, barang elektronik, suku cadang kendaraan, hewan biota laut hidup dan olahan, serta garmen. Barang-barang jenis inilah yang sering memenuhi ruang kargo B737-200 berkapasitas 15 ton. Rata-rata tingkat isian kargo B737 RPX bisa mencapai 15 ton. Pada beberapa rute pendek bisa mencapai 17 ton. Paling sedikit sekitar delapan ton.

Agar perusahaan dapat melayani kebutuhan pelanggan dengan baik, maka RPX Airlines harus mengetahui kondisi lingkungan internal serta eksternal perusahaannya dengan baik, sehingga apabila lingkungan internal dan eksternal tersebut telah diperhatikan dengan baik oleh RPX Airlines, maka dapat menetapkan strategi apa yang harus dilakukan agar dapat bertahan dalam persaingan penjualannya. Hampir setiap perusahaan dalam pendekatannya menggunakan analisis SWOT yang banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Kecenderungan ini tampaknya akan terus semakin meningkat, dimana antara perusahaan yang satu dan lainnya dapat saling memiliki ketergantungan. Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu dari bentuknya yang paling sederhana, yaitu menyusun strategi untuk mengalahkan musuh dalam setiap pertempuran, sampai menyusun strategi untuk memenangkan persaingan bisnis.

Dalam perkembangan saat ini, analisis SWOT tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di pertempuran saja, melainkan banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan strategi dalam bisnis (strategic business planning) yang bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, berikut semua perubahannya dalam menghadapi pesaing. Dengan demikian, baik kita sudah lama terlibat ataupun baru masuk dalam dunia bisnis, kita tetap memerlukan perencanaan bisnis yang akurat, sehingga dapat memusatkan perhatian pada posisi bisnis tersebut, kemudian untuk mengetahui kearah mana perusahaan akan pergi, bagaimana mencapainya serta tindakan apa yang perlu dilakukan agar dapat memaksimalkan kekuatan dan merebut peluang yang ada, sehingga dapat meraih keberhasilan. Karena itu, perencanaan bisnis yang baik merupakan alat yang sangat berguna untuk menjalankan bisnis secara efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk skripsi atau karya tulis dengan judul “STRATEGI PEMASARAN PENGANGKUTAN KARGO BERJADWAL RUTE JAKARTA - BALIKPAPAN PADA RPX AIRLINES DI JAKARTA TAHUN 2007”.

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas, bahwa analisis SWOT bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, serta perubahannya dalam menghadapi pesaing, dengan demikian penulis menyimpulkan identifikasi masalah sebagai berikut :

a. Jumlah kompetitor RPX airlines pada tahun 2007 semakin meningkat.

b. Jumlah penguasaan pasar (market share) RPX Airlines pada tahun 2007 semakin menurun.

c. Strategi pemasaran pengangkutan kargo berjadwal RPX Airlines pada tahun 2007 menghadapi beberapa kendala.

2. Batasan Masalah

Karena ruang lingkup yang berkaitan dengan strategi pemasaran pada RPX Airlines di Jakarta sangat luas, maka penulis membatasi masalah pada strategi pemasaran pengangkutan kargo berjadwal RPX Airlines rute Jakarta -Balikpapan di Jakarta tahun 2007.

3. Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana faktor-faktor strategis internal (kekuatan dan kelemahan) RPX Airlines di Jakarta tahun 2007 ?

b. Bagaimana faktor-faktor strategis eksternal (peluang dan ancaman) RPX Airlines di Jakarta tahun 2007 ?

c. Bagaimana strategi pemasaran pengangkutan kargo berjadwal pada RPX Airlines rute Jakarta - Balikpapan di Jakarta tahun 2007 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui faktor-faktor strategis internal (kekuatan dan kelemahan) RPX Airlines di Jakarta tahun 2007.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor strategis eksternal (peluang dan ancaman) RPX Airlines di Jakarta tahun 2007.

c. Untuk mengetahui strategi pemasaran pengangkutan kargo berjadwal pada RPX Airlines rute Jakarta - Balikpapan di Jakarta tahun 2007.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis

Untuk dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai analisis SWOT dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh RPX Airlines di Jakarta serta sebagai salah satu syarat kelulusan dalam program jenjang Sarjana (S1).

b. Bagi perusahaan

Diharapkan kiranya dapat menjadi bahan masukan serta bahan pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan dan langkah-langkah kebijakan, agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan, sehingga perusahaan dapat meraih keunggulan dalam bersaing dengan para pesaingnya.

c. Bagi masyarakat

Sebagai informasi dan pengetahuan tambahan mengenai proses kegiatan analisis SWOT serta perencanaan strategi perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing dan menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumennya.

D. Metode Penelitian

Di dalam pengumpulan data serta keterangan-keterangan yang diperlukan dan dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui teknik yang dipergunakan dalam upaya memperoleh data. Dalam penulisan skripsi ini digunakan :

1. Metode pengumpulan data

a. Penelitian lapangan (field research)

Metode pengumpulan data dan informasi dengan mengadakan tinjauan langsung ke perusahaan guna mengamati secara langsung objek yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang akan dipakai dalam menganalisis topik yang dipilih. Untuk dapat memperoleh data ini, yaitu melalui :

1) Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan komunikasi tanya jawab langsung dengan orang yang diberikan wewenang untuk memberikan data.

2) Observasi (observation)

Yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan langsung fakta yang dijumpai pada objek penelitian serta data yang diberikan oleh perusahaan.

b. Penelitian Kepustakaan (library research)

Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk mencari, membaca, mencatat dan mengumpulkan bahan bacaan dari literatur yang terdapat di perpustakaan (mengenai analisis SWOT) serta data-data dari sumber-sumber tertentu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Metode Analisis Data

Teknis analisis data yang penulis gunakan adalah analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan salah satu model lingkungan perusahaan yang berfungsi untuk menjelaskan pertanyaan dimana posisi perusahaan sekarang, serta menjelaskan strategi apa yang nantinya cocok digunakan untuk perusahaan agar kelemahan serta ancaman yang dimiliki saat ini dapat dijadikan kekuatan serta peluang yang membuat perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan asing.

Metode analisis SWOT, yaitu mengumpulkan data-data dari sisi lingkungan eksternal perusahaan maupun dari sisi internal perusahaan. Dari sisi eksternal perusahaan, maka akan diperoleh informasi tentang kesempatan (opportunities) yang dapat dimanfaatkan dan ancaman (threat) yang harus dihindarkan. Selanjutnya dari sisi lingkungan internal perusahaan, akan diperoleh informasi tentang kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), dan pada proses akhir penempatan posisi kuadran dari perusahaan tersebut, kemudian ditentukan strategi dasar yang dicocokan dengan strategi yang dipakai oleh perusahaan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada contoh tabel di bawah ini :

TABEL 1.1

FAKTOR STRATEGIS INTERNAL


FAKTOR STRATEGIK INTERNAL

(1)

BOBOT

(2)

RATING

(3)

SKOR PEMBOBOTAN (4)

KOMENTAR (5)

Kekuatan :

Kelemahan :

TOTAL SKOR PEMBOBOTAN

1.0

FAKTOR STRATEGIK INTERNAL

(1)

BOBOT

(2)

RATING

(3)

SKOR PEMBOBOTAN (4)

KOMENTAR (5)

Peluang :

Ancaman :

TOTAL SKOR PEMBOBOTAN

1.0

TABEL 1.2

FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL

Sumber : Freddy Rangkuti (2001:149)


E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disiapkan dalam 5 (lima) bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan tentang definisi dan teori-teori yang berhubungan dengan pokok bahasan skripsi ini seperti, manajemen transportasi, manajemen strategi, manajemen pemasaran, strategi manajemen pemasaran, kargo udara serta metode analisis SWOT.

BAB III GAMBARAN UMUM RPX AIRLINES JAKARTA

Bab ini berisi tentang sejarah singkat perusahaan, organisasi dan manajemen serta kegiatan perusahaan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dibahas mengenai analisis data menggunakan SWOT berupa kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh RPX Airlines Jakarta serta ancaman dan peluang yang dimiliki.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir, dalam bab penutup ini dikemukakan kesimpulan dan saran-saran kepada RPX Airlines Jakarta yang mungkin akan bermanfaat bagi perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar