Minggu, 26 Juli 2009

Deisi Susanti 2241.05.375

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor perhubungan udara merupakan moda transportasi yang sangat berkembang saat ini dan merupakan sarana yang efektif dalam melaksanakan mobilitas manusia dan barang. Transportasi udara merupakan salah satu jenis transportasi yang memegang peranan cukup penting, mengingat ciri-ciri yang dimiliki oleh transportasi ini adalah kecepatan, ketepatan waktu dan jangkauan yang lebih luas.

Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun terakhir berkembang cukup pesat, hal itu tampak semakin nyata dengan banyaknya perusahaan kargo baru (Freight Forwarder) yang bermunculan di Indonesia. Dibandingkan dengan sektor jasa lain, perusahaan jasa pengiriman termasuk salah satu sektor yang cukup prospektif di masa depan.

Di tengah krisis yang melanda Indonesia sejak beberapa tahun terakhir misalnya, justru perusahaan jasa pengiriman banyak yang berkibar. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kenyataan bahwa transportasi mempunyai peran yang sangat besar dalam perekonomian dan perdagangan suatu negara. Arus barang domestik dan internasional dalam era globalisasi & pasar bebas akan semakin meningkat karena wilayah perdagangan dan kebutuhan konsumen akan barang dan produk yang bermutu dan bersaing sudah tanpa batas. Bagi perusahaan jasa angkutan internasional, keadaan itu merupakan suatu peluang besar yang tak terbatas.

Perkembangan yang cepat dalam dunia kargo udara ini akan melahirkan banyak perusahaan forwader yang saling bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar yang semakin meningkat. Keberadaan perusahaan forwarder ini digunakan sebaik – baiknya oleh perusahaan penerbangan untuk menarik pengusaha forwarder agar dapat menggunakan pesawatnya saat melakukan pengiriman barang. Setiap perusahaan penerbangan juga mempunyai strategi sendiri untuk menarik pengguna jasanya. Sama halnya dengan Gulf Air Jakarta yang berusaha terus dalam meningkatkan bisnis kargonya.

Saat ini yang menjadi tantangan terberat bagi Gulf Air Jakarta adalah bagaimana mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan penerbangan lain yang melayani rute-rute yang sama, yang membuat persaingan industri penerbangan semakin kompetitif. Eksistensi Gulf Air tetap diakui walaupun saat ini berstatus off line station tetapi sampai saat ini pergerakan pengiriman kargo nya masih cukup memuaskan setiap periodenya.

Gulf Air masuk ke Indonesia khususnya Jakarta pada tahun 1993 sebagai satu-satunya perusahaan Middle East. Lalu Gulf Air mulai off line pada akhir Februari 2007,yang diakibatkan banyak nya armada dari Gulf Air yang mengalami kerusakan, dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap lalu-lintas cargo udara separti yang dialami oleh Gulf Air Jakarta. Tidak tampak glamour, tetapi menjanjikan. Inilah ciri dari bisnis Cargo Udara Gulf Air Jakarta bila dibandingkan dengan penerbangan lain nya yang memberikan services on line. Hal inilah yang membuat Gulf Air cargo tetap bertahan ditengah persaingan cargo didunia dan di Indonesia khususnya.

Bedasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi dan menuangkan nya dalam sebuah skripsi yang bejudul “Analisis Kargo Yield Pada Gulf Air Jakarta Off Line Station Rute Jakarta –Dubai Tahun 2007-2008“

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Bedasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah diatas, penulis mencoba untuk mengidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu :

1. Kondisi perusahaan Gulf Air Jakarta yang berstatus off line station (station Jakarta tidak memiliki penerbangan langsung).

2. Makin meningkatnya pesaing Gulf Air Jakarta pada rute Jakarta-Dubai tahun 2007-2008.

3. Adanya kenaikan dan penurunan perolehan yield dan angkutan jumlah kargo rute Jakarta-Dubai tahun 2007-2008 pada Gulf Air Jakarta.

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu meluas maka penulis hanya membatasi masalah pada analisis kargo yield pada Gulf Air Jakarta off line station rute Jakarta-Dubai tahun 2007-2008.

3. Pokok Permasalahan

Bedasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka pokok permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana kondisi pertumbuhan ekonomi serta keadaan pasar Gulf Air Jakarta off line station pada tahun 2007-2009 rute Jakarta-Dubai?

b. Bagaimana hasil perolehan yield dari peningkatan dan penurunan jumlah kargo rute Jakarta-Dubai pada Gulf Air Jakarta off line station tahun 2007-2009?

c. Bagaimana potensi tonase kargo pada Gulf Air Jakarta off line station tahun 2009 rute Jakarta-Dubai?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui hasil peningkatan jumlah kargo pada Gulf Air Jakarta off line station tahun 2007-2008 rute Jakarta-Dubai.

b. Untuk mengetahui perolehan yield dari perubahan pengangkutan jumlah kargo pada Gulf Air Jakarta off line station tahun 2007-2008 rute Jakarta-Dubai.

c. Untuk mengetahui potensi tonase kargo pada Gulf Air Jakarta off line station tahun 2009 rute Jakarta-Dubai.

  1. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Khususnya tentang analisis kargo yield pada Gulf Air Jakarta off line station tahun 2007-2008 rute Jakarta-Dubai dan juga untuk memenuhi salah satu syarat dalam pencapaian gelar sarjana ekonomi di Sekolah Tinggi Manajemen Traspor Trisakti Program Studi S1 Manajemen Transpor Udara.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai salah satu bahan masukan dan pertimbangan pada Gulf Air Jakarta off line station dalam usaha memaksimalkan jumlah kargo guna meningkatkan perolehan keuntungan khususnya rute Jakarta-Dubai tahun 2007-2008.

c. Bagi Sekolah Tinggi Manajemen Transpor (STMT) Trisakti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan pengetahuan mengenai strategi pemasaran dan informasi lainnya bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan.

D. Metodologi Penelitian

Didalam pengumpulan data serta keterangan-keterangan yang diperlukan, dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar diketahui teknik yang dipergunakan dalam upaya memperoleh data. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

a. Penelitian Lapangan ( field Research )

(i) Obsevasi Lapangan

Observasi yaitu penulis melakukan penelitian langsung dengan melakukan PKL (praktek kerja lapangan) dan melakukan pengamatan serta pencatatan langsung mengenai kegiatan ekspor kargo untuk memperoleh gambaran yang jelas dari keadaan yang sebenarnya.

(ii) Wawancara

Wawancara yaitu penulis melakukan pengumpulkan data untuk memperoleh informasi langsung dengan bertanya kepada pihak yang terkait dalam kegiatan penanganan operasional kargo, yaitu bagian Cargo Traffic Sales (GSA) dan Cargo Operational (GSA).

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 2007– 2008. Data tersebut diperoleh penulis dari laporan tahunan perusahaan Gulf Air Jakarta off line station.

b. Penelitian Kepustakaan ( Library Research )

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data-data yang sesuai dengan objek penelitian yang diambil oleh penulis, baik dalam buku diktat, jurnal-jurnal, maupun dari materi-materi perkuliahan, serta sumber-sumber tertentu yang berkaitan dengan landasan teori dan masalah yang diteliti.

  1. Metode Analisis Data

Tujuan dari analisis data adalah membatasi dan mempersempit suatu pembahasan menjadi data yang teratur dan tersusun.

Berdasarkan judul dan data-data yang diperoleh alat analisa yang digunakan adalah Analisis Yield. Menurut buku Airline Marketing IATA, Edisi 1996 Yield merupakan net-net fare ( setelah dikurangi dengan potongan-potongan dan komisi agen ) dibagi dengan jarak penerbangan.

Yield = Net Rate

Distance

Adapun rumus lain yang dapat digunakan yaitu :

Cargo Yield = Cargo Netnet Revenue

RTK

KET :

Net net revenue = Revenue – ( Komisi + Discount)

RTK ( Rev Ton Kilometer) = Tonase/Cargo yang terjual x Jarak

Analisis Yield digunakan dengan mengidentifikasikan berbagai faktor yang berhubungan dengan perubahan jumlah pengangkutan kargo terhadap perolehan yield untuk rute Jakarta-Dubai. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh perusahaan dari perubahan jumlah pengangkutan kargo.

E. Sistematika Penulisan

Untuk dapat melihat gambaran yang jelas dari materi yang ada dalam penulisan skipsi ini, penulis menyusun sistematika penulisan yang terdiri atas lima bab. Susunan tersebut dapat dirinci lebih lanjut sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan tentang landasan teoritis yang dipergunakan dalam penulisan skipsi ini, dimana didalamnya terdapat beberapa teori-teori yang mendukung penelitian ini.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum perusahaan, yang terdiri atas sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi Perusahaan Gulf Air Jakarta, serta ruang lingkup kegiatan perusahaan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Menganalisis permasalahan penelitian, yaitu Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Keadaan Pasar, Market Share, Revenue Ton Kilometer, Netnet Revenue, Peningkatan jumlah kargo, Perolehan Yield pada perusahaan Gulf Air Jakarta off line station tahun 2007-2008.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada bab – bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran perbaikan yang mungkin dapat berguna bagi perusahaan dan meyumbangkan pemikiran untuk dapat memberikan kemajuan bersama.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN MANAJEMEN

Istilah manajemen sebenarnya sulit untuk didefinisikan karena dalam kenyataannya, tidak ada definisi manajemen yang telah diterima secara universal.

Ada banyak pendapat para ahli tentang definisi manajemen.

Stoner ( 1994:10 ) mengatakan manajemen adalah “ Proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.”

Sependapat dengan Stoner, G.R Terry yang dikutip dari Hasibuan ( 2006:2 ) mendefinisikan manajemen sebagai “ A distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resource.”

Sedangkan menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000:4) Manajemen adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

1. Fungsi-Fungsi Manajemen

Manajemen mempunyai beberapa fungsi dalam pelaksanaannya (Hasibuan, 2006:40 ) antara lain :

a. Perencanaan

Adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan memilih yang terbaik dari alternative-alternatif yang ada.

b. Pengorganisasian ( Organizing )

Adalah proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menetapkan orang-orang, menetapkan wewenang untuk didelegasikan kepada setiap orang yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

c. Pengarahan ( Directing )

Yaitu mengarahkan semua bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif.

d. Pengendalian ( Controlling )

Adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan agar sasuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.

B. PENGERTIAN PEMASARAN DAN BAURAN PEMASARAN

1. Pengertian Pemasaran

Dasar pemikiran pemasaran dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran memiliki aspek yang berbeda bagi setiap individu. Itulah sebabnya pemasaran dapat ditelaah dari berbagaisudut pandang dan kenyataan ataupun fenomena yang ada dalam masyarakat, terutama yang berhubungan dengan perekonomian.

Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong ( 2003:6) adalah suatu proses social dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbale balik produk dan nilai dengan orang lain.

Sedangkan menurut Djaslim Saladin (2003:1) Pemasaran adalah suatu system total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan perusahaan. Pemasaran terpadu harus berjalan dalam dua tahap. Pertama, beragam fungsi pemasaran seperti tenaga kerja, periklanan, manajemen produk, riset pemasaran, dan lain-lain harus bekerja sama. Semua fungsi pemasaran ini harus dikoordinasikan dari sudut pandang pelanggan. Kedua, pemasaran harus dikoordinasikan dengan baik dengan bagian lain dari perusahaan.

Suatu perusahaan dalam rangka mempengaruhi konsumen agar para konsumen tersebut menjadi tahu dan puas dalam membeli produk yang ditawarkan sehingga mereka akan selalu membeli produk maupun jasa perusahaan itu memerlukan adanya perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan konkret, maka bagian pemasaran harus meletakkan kebijakan dasar yang disebut bauran pemasaran ( marketing mix). Keempat factor terkendali ini mencakup produk, harga, distribusi, dan promosi. Bauran pemasaran tersebut merupakan alat yang dapat digunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.

Dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran, Sofjan Assauri (2004:198) menyatakan bahwa Marketing Mix adalah merupakan kombinasi variabel-variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Sedangkan menurut Fuad, dkk (2000:128) Marketing Mix adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain.

2. Bauran Pemasaran

a. Produk (Product)

Dikutip dari Buku Pengantar Bisnis yang dikarang oleh M. Fuad, dkk (2002:128) ”Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan ataupun kebutuhan”. Produk didefinisikan secara luas mencakup objek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan atau bauran dari semua wujud diatas. Sedangkan dalam buku Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Karangan Kotler dan Amstrong (2003:337) “ produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya”.

b. Harga (Price)

Menurut Djaslim Saladin (2003:95) “ Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk maupun jasa. Dalam sejarah, harga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pilihan pembeli. Harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan karena semua elemen yang lain mewakili biaya. Sedangkan menurut M. Fuad, dkk (2002:129) : Harga adalah sejumlah kompensasi ( uang maupun barang, kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa”.

Harga juga adalah salah satu elemen yang paling fleksibel dari bauran pemasaran. Sebelum menetapkan harga, perusahaan harus memutuskan mengenai strateginya untuk produk. Bila perusahaan telah memilih pasar sasaran dan pemosisian secara cermat, maka strategi bauran pemasaran termasuk harga biasanya sudah jelas. Semakin jelas sebuah perusahaan menetapkan sasarannya, semakin mudah penetapan harga. Harga adalah satu-satunya alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya.

1. Penetapan Harga dan Tujuan Penetapan Harga

a. Penetapan Harga

Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci dalam berbagai perusahaan sebagai konsekuensi dari deregulasi, persaingan global yang sengit, rendahnya pertumbuhan di banyak pasar, dan peluang bagi perusahaan untuk memantapkan posisinya di pasar. Strategi penetapan harga secara agresif oleh perusahaan penerbangan memperlihatkan betapa pentingnya keputusan penetapan harga dalam kinerja bisnis.

Keputusan dalam penentuan harga juga memiliki dampak terhadap pasokan atau saluran distribusi dan harus mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan. Hal yang terpenting adalah berbagai keputusan penentuan harga tersebut harus konsisten dengan keseluruhan strategi pemasaran.

Berikut ini adalah beberapa pengertian harga menurut para ahli yaitu:

Kotler dan Amstrong (Wihelmus W. Bakowatun. 2004:340) menyatakan bahwa Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah uang yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Budiarto dan Ciptono (1997:147) menyatakan bahwa Harga merupakan nilai pertukaran atas manfaat produk ( bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter ( rupiah,dollar,yen dan sebagainya )

“Harga dapat diartikan sebagai suatu jumlah uang yang harus dipersiapkan seseorang untuk mebeli atau memesan suatu produk yang diperlukan atau diinginkannya” (Yoeti. 2003:249).

b. Tujuan Penetapan Harga

Adapun tujuan-tujuan penetapan harga, antara lain:

1. Bertahan hidup

Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan.

2. Memaksimalkan laba

Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode

3. Memaksimalkan penjualan

Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.

4. Gengsi/prestis

Tujuan penetuan harga disini adalah untuk memosisikan jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang ekslusif.

5. Pengembalian Atas Investasi (ROI)

Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian investasi return of investment (ROI) yang diinginkan.

c. Strategi Penetapan Harga

Dalam perusahaan penerbangan terdapat 6 strategi utama digunakan sebagai dasar dalam penetapan harga:

1. Cost-based Pricing

Strategi ini bertumpu pada informasi yang akurat dan dapat dipakai dari tingkatan biaya yang akan dipertanggung jawabkan untuk penawara barang-barang yang berbeda dari produk atau jasa yang bersangkutan.

2. Market-Based pricing

Dalam menggunakan strategi ini, para pemasar dalam perusahaan penerbangan lebih memperhatikan tariff yang berlaku di pasar daripada biaya itu sendiri. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengetahui apa yang akan dibayar oleh pasar untuk produk dan jasa yang ditawarkan dan ini akan digunakan sebagai criteria utama dalam menetapkan harga.

3. Predatory Pricing

Strategi penetapan harga ini termasuk menargetkan pasar yang bersangkutan dan berusaha untuk meningkatkan pangsa yang masuk dengan menawarkan special tariff.

4. Premium Pricing

Merupakan strategi penetapan harga berdasarkan kualitas dari pelayanan yang diberikan dalam penerbanganitu sendiri.

Contoh dari strategi ini antara lain:

Pelanggan harus membayar lebih untuk waktu penerbanganyang lebih cepat.

Harga yang lebih tinggi pada waktu weekend atau periode padat pada waktu liburan.

5. Marginal Cost Pricing

Strategi ini secara meluas telah digunakan dalam pasar dimana produk atau jasa yang ditawarkan sangat mudah rusak atau tidak dapat disimpan. Dengan kata lain dimana produk atau jasa akan terbuang sia-sia jika tidak langsung digunakan ketika pada saat diproduksi.

6. Peak/Off-Peak Pricing

Strategi ini memperluas kombinasi dari dua strategi sebelumnya. Dalam srategi ini sebuah premium dikenakan biaya untuk perjalanan pada saat musim padat, dan potongan harga ditawarkan untuk mendukung perjalanan pada saat musim sepi.

c. Distribusi (Place)

Dikutip dari buku Dasar-dasar Pemasaran karangan Kotler dan Amstrong (2004:508) “saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis”.

Saluran pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan merupakan suatu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh dengan menyampaikan langsung maupun dengan menggunakan perantara khusus. Sedangkan untuk pendistribusian fisik, biasanya dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu pedagang besar (merchant wholesaler), agen perantara (agent middlemen), pengecer (retailers), dan agen pendukung lainnya (facilitating agencies).

d. Promosi (Promotional)

Menurut Indriyo Gitosudarmo (2001:214) dalam bukunya Manajemen Strategis, “ promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut”.

Kegiatan promosi yang berjalan dengan baik diharapkan mampu memberikan satu peningkatan penjualan dan membentuk adanya market share yang baik pula. Setelah terbentuk market share yang baik, maka kan terbentuk pula komunitas pelanggan yang stiap terhadap produk perusahaan.

3. Segmentasi Pasar

Pemahaman tentang kebutuhan dan keinginan pembeli yang bervariasi menjadi pedoman bagi rancangan strategi pemasaran. Pembeli memperlihatkan preferensi dan prioritas yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang menciptakan segmen pasar. Segmentasi pasar merupakan proses untuk menganalisis perbedaan diantara pembeli dipasar.

Menurut Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani (2006:44)

“Segmentasi pasar adalah membagi kelompok pasar menjadi pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda.

Menurut Indriyo Gitosudarmo ( 2000 : 49)

Segmentasi pasar merupakan usaha untuk mengelompokkan pasar dari pasar yang bersifat heterogen menjadi bagian-bagian pasar yang memiliki sifat yang homogen. Sedangkan menurut Basu swastha dan Hani Handoko ( 2000 :122) Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi segmen-segmen tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang dengan kemampuan marketing mix tertentu.

Secara umum segmentasi pasar adalah sebagai berikut:

1. Segmentasi demografis dan sosio ekonomi

Segmen ini membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

2. Segmentasi Psikografis

Dalam segmen ini membagi pembeli menjadi kelompok berdasarkan perilaku, gaya hidup atau kepribadian.

3. Segmentasi Geografi

Membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografi seperti daerah pemasaran, jauh dekatnya dengan penjual, kota-desa.

Market Share : “besarnya bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu perusahaan, yang biasanya dinyatakan dalam pesentase “ Sofjan Assauri (1996:95).

C. INDUSTRI JASA ANGKUTAN UDARA

Menurut Salim ( 2006:6 ), “ Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang ( muatan ) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.”

Begitu pula dengan Nasution ( 2004:14 ) mengemukakan bahwa “Pengangkutan adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan dimana proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana tempat kegiatan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri.” Dalam transportasi terlihat ada 5 unsur yang penting yaitu :

a. Muatan yang diangkut,

b. Tersedianya kendaraan sebagai alat angkutnya,

c. Ada jalan yang dapat dilalui,

d. Ada terminal asal dan terminal tujuan,

e. Sumber Daya Manusia dan organisasi yang menggerakkan kegiatan transportasi.

1. Fungsi Transportasi

Menurut Faulks ( 1990:3 ), “Fungsi transportasi adalah memindahkan penumpang atau barang dari tempat asal ke tempat tujuan yang mereka inginkan atau tempat dimana mempunyai nilai yang relatif lebih tinggi.”

Pada dasarnya pengangkutan penumpang dan barang itu dimaksudkan untuk menaikkan utilitas dari barang yang diangkut. Ada dua utilitas yaitu:

1. Place utility

Kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai kegunaan dari suatu komoditi yang diciptakan dari mengangkutnya dari suatu tempat atau daerah dimana barang tersebut mempunyai kegunaan yang lebih kecil ketempat atau daerah dimana barang tersebut mempunyai kegunaan yang lebih besar.

2. Time utility

Transportasi menyebabkan terciptanya kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan barang yang bersangkutan tidak hanya dimana mereka dibutuhkan, tetapi juga pada waktu bila mereka diperlukan.

2. Sistem Transportasi

Sistem transportasi terdiri atas angkutan muatan dan manajemen yang mengelola angkutan tersebut.

a. Angkutan Umum

Sistem yang digunakan untuk mengangkut barang-barang dengan menggunakan alat angkut tertentu dinamakan moda transportasi (mode of transportation). Dalam pemanfaatan ada tiga moda yang dapat digunakan yaitu :

1. Pengangkutan melalui laut (Sea transportation)

2. Pengangkutan melalui darat (kereta api, bis, truck)

3. Pengangkutan melalui udara

Tiap moda memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain.

b. Manajemen

Manajemen system transportasi terdiri dari dua kategori :

1. Manajemen pemasaran dan penjualan jasa angkutan udara

Manajemen pemasaran bertanggung jawab atas penjualan dan pengusahaan dibidang transportasi.

2. Manajemen lalu lintas angkutan

Manajemen traffic bertanggung jawab untuk mengatur penyediaan jasa-jasa angkutan yang mengangkut dengan muatan, alat angkut dan biaya-biaya untuk operasi angkutan.

3. Sifat Jasa Angkutan Udara

Menurut UU No.15 tahun 1992 tentang penerbangan Transportasi Udara atau Angkutan Udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo dan pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara.

Sifat atau karakteristik umum jasa angkutan udara menurut Nasution (2004:238) sebagai berikut :

a. Produksi yang dihasilkan tidak dapat disimpan, dan dipegang tetapi dapat ditandai dengan adanya pemanfaatan waktu dan tempat.

b. Permintaan bersifat elastis

Permintaan jasa angkutan udara bersifat derived demand. Artinya apabila terjadi perubahan harga karena tarif angkutan udara relatif mahal (adanya permintaan ditempat lain) maka permintaan menjadi elastis.

c. Selalu menyesuaikan teknologi maju.

Perusahaan penerbangan pada dasarnya bersifat dinamis dan dapat dengan cepat menyesuaikan perkembangan teknologi pesawat udara.

d. Selalu ada campur-tangan pemerintah seperti pada umumnya kegiatan-kegiatan transportasi menyangkut hajat hidup orang banyak.

4. Fungsi Jasa Angkutan Udara

Menurut Nasution (2004:239) ada beberapa fungsi jasa angkutan udara yang harus dicapai dalam melaksanakan penerbangan yaitu :

a. Safety (aman)

Perusahaan penerbangan harus mengutamakan faktor keselamatan diatas segala-galanya dalam pengoperasian pesawat dari suatu rute ke rute tertentu.

Untuk menunjang keselamatan pesawat yang akan dioperasikan, maka perusahaan mengadakan tindakan-tindakan sebagai berikut :

1. Pesawatnya harus memenuhi syarat, seperti laik terbang yang dibuktikan dengan certificate of airworthiness dari yang berwenang.

2. Release sheet oleh dinas teknik perusahaan tersebut (crew qualified).

3. Membuat flight planning yang mencakup arah penerbangan kemana, bahan bakar yang dibawa, ketinggian terbang, dan lain-lainnya.

4. Air Traffic Control yang baik pada stasiun bandar udara tertentu.

5. Adanya peta-peta dan navigation bag yang lengkap.

b. Comfortability

Perusahaan berusaha semaksimal mungkin agar penumpang mendapat kenyamanan selama penerbangan berlangsung sehingga penumpang harus mendapat pelayanan yang sebaik mungkin dari petugas perusahaan tersebut.

c. Regularity (tertib dan teratur)

Dalam mengoperasikan pesawat udara harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal penerbangan yang telah ditentukan secara tepat dan teratur.

Hal ini sangat diperlukan untuk menjamin kepuasan penumpang dan citra perusahaan penerbangan, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

d. Economy for company (ekonomis)

Hal ini tercapai apabila safety, passenger comfort, dan regularity telah berjalan dengan baik, maka perusahaan tinggal menikmati hasil berupa keuntungan dari pengoperasian pesawat terbang. Untuk mencapai fungsi-fungsi tersebut, jasa angkutan yang dihasilkan harus memenuhi kualitas pelayanan, yaitu dalam bentuk:

1. Kecepatan, indikatornya km/jam

2. Keselamatan, indikatornya jumlah kecelakaan dibandingkan dengan jumlah penerbangan,

3. Kenyamanan (comfort),

4. Kapasitas angkutan, indikatornya seat-km tersedia dan ton-km tersedia,

5. Frekuensi penerbangan,

6. Keteraturan penerbangan,

7. Terjangkau, indikatornya tarif yang relatif rendah atau terjangkau.

D. PENGERTIAN KARGO ( CARGO )

Kegiatan kargo tidak terlepas dari dunia transportasi karena sektor transportasi merupakan urat nadi dari bisnis inti dunia kargo.

Banyak sekali definisi tentang kargo diantaranya menurut Eko Probo D. Warpani ( 2005:14 ) menjelaskan :

Kargo adalah segala barang yang dikirim melalui pesawat udara kecuali pos atau barang lain, bagasi yang dibawa penumpang dibawah naungan tiket penumpang.”

Sedangkan K. Martono ( 2005:97 ) melalui kamus hukum dan regulasi penerbangan mengatakan kargo adalah :

“Barang muatan pesawat udara yang dilengkapi surat muatan udara ( Airwaybill ) atau surat muatan udara termasuk bagasi yang dikirim melalui prosedur pengiriman kargo.”

Kargo menurut F. X Widiadi A. Suwarno ( 2001:4 ) adalah :

“ Istilah kargo dipergunakan untuk barang-barang kiriman dan benda-benda pos yang diangkut dengan pesawat udara dari suatu bandar udara ke bandar udara lain baik didalam negeri maupun diluar negeri.”

Berdasarkan uraian diatas maka dapat didefinisikan pengertian kargo adalah sebagai berikut :

“ Kargo adalah barang-barang yang dikirim melalui pesawat udara yang dilengkapi dengan surat muatan udara ( Airwaybill ) termasuk benda-benda pos dan bagasi yang dikirim sesuai dengan prosedur pengiriman kargo.”

Kargo terdiri dari tiga jenis diantaranya sebagai berikut :

1. General cargo adalah kargo atau barang yang pada umumnya memiliki sifat yang tidak membahayakan, tidak mudah rusak, busuk atau mati, barang yang tidak memerlukan penanganan khusus asalkan persyaratan pengangkutan telah memenuhi ketentuan yang berlaku, serta ukuran dan beratnya dapat ditampung kedalam ruangan ( Compartment ) pesawat udara, sehingga barang-barang tersebut dapat diberangkatkan seperti garmen, spare part, elektronik dll.

2. Special Cargo adalah kargo atau barang-barang yang memerlukan penanganan khusus baik dalam penerimaan, penyampaian, atau pengangkutan seperti:

a. Live Animal ( AVI ) adalah hewan-hewan hidup yang dikirim melalui pesawat udara seperti anak ayam, kuda, kambing, ikan dll.

b. Human Remain ( HUM ) adalah mayat manusia. HUM terbagi menjadi dua yaitu :

Ø Uncremated in coffin adalah mayat yang masih berbentuk jasad yang diangkut dengan menggunakan peti jenazah.

Ø Cremated yaitu jenazah yang sudah berupa abu ( ashes ) dan biasanya dikirim dengan menggunakan kotak guci atau kotak kayu.

c. Perishable goods ( PER ) adalah barang-barang yang mudah sekali rusak, hancur, atau busuk, seperti buah-buahan, sayuran, daging, bunga, ikan dan bibt tanaman.

d. Valuable goods ( VAL ) adalah barang-barang yang memiliki nilai yang tinggi atau barang-barang berharga seperti emas, intan, berlian, cek, platina, dll.

e. Strongly smelling goods yaitu barang yang memiliki bau yang sangat menyengat seperti durian, minyak wangi, minyak kayu putih.

f. Live Human Organ ( LHO ) adalah barang-barang yang berupa organ tubuh manusia yang masih berfungsi seperti bola mata, ginjal, hati.

3. Dangerous goods ( DG ) adalah kargo atau barang-barang yang berbahaya yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan, dan keselamatan penerbangan.

Dangerous goods terbagi menjadi sembilan kelas yaitu :

1. Exsplosive goods ( REX ) adalah barang-barang berbahaya yang mudah meledak seperti mesiu, peluru, petasan, kembang api.

2. Gasses ( RPG ) adalah barang-barang yang mudah menguap saperti Butane, Hydrogen, Propane.

3. Flammable liquids ( RFL ) adalah barang-barang yang barsifat zat cair dan mudah terbakar seperti certain paints, Alcohols, Varnishes.

4. Flammable solids ( RFS ) adalah barang-barang zat padat dan mudah terbakar seperti Matches.

5. Oxidizing substances ( ROX ) & Organic peroxide adalah barang-barang yang mudah menguap, jika dihirup manusia mengakibatkan pusing atau mengantuk seperti Calcium chlorate, ammonium nitrate.

6. Toxic ( RPB ) & Infectious substances ( RIS ) adalah barang-barang yang mengandung racun seperti sianida, pestisida, virus hidup, bakteri hidup, virus HIV.

7. Radioactive material ( RFW ) adalah zat yang bila terkena sinar akan bereaksi dan dapat membahayakan bagi manusia, hewan dan beberapa jenis kargo.

8. Corrosives ( RCM ) adalah barang-barang yang mengandung karat seperti asam baterai dan merkuri.

9. Miscellaneous dangerous goods ( RMD ) adalah barang-barang lain yang dianggap berbahaya dan mengancam keselamatan penerbangan apabila diangkut dengan menggunakan moda transportasi udara seperti magnet, biang es, kendaraan, kursi roda elektrik dll.

D. AGENT

Pengertian General Agent menurut Kamus Ekonomi Perdagangan karangan As’ad Sungguh (1992) adalah :

“ Agent yang diberi kuasa penuh untuk bertindak tanpa menunggu keputusan dari pusat”

Sedangkan Sales Agent adalah :

“ agen – agen yang biasanya menjual keseluruhan hasil produksi prinsipilnya. Hubungan kerja mereka adalah continue dan sering juga mereka dianggap sebagai bagian penjualan dari perusahaan yang diwakilinya”

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 51 tahun 2000, Bab I pasal 1 Agen Penjualan Umum (General Sales Agent) perusahaan udara asing adalah:

“kegiatan yang dilakukan oleh badan hukum Indonesia untuk mewakili kepentingan perusahaan angkutan udara asing dalam melaksanakan pemasaran dan hasil penjualan jasa angkutan udara asing”

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan General Sales Agent adalah suatu badan hukum yang diberi kuasa penuh untuk memasarkan hasil produk prinsipilnya secara continue dan dianggap sebagai bagian penjualan dari perusahaan yang diwakilnya.

General Sales Agent berfungsi untuk melakukan penjualan dan pemasaran jasa angkutan udara perusahaan asing baik yg sudah maupun yang belum melakukan kegiatan angkutan udara yang berjadwal ke dan dari Indonesia.

E. Pengertian Revenue

Menurut Radnoti Revenue atau pendapatan adalah sejumlah pemasukan yang didapat sebagai akibat dari kegiatan produksi yng telah dilakukan oleh perusahaan. Dan formula untuk mendapatkan jumlah pendapatan, ialah dengan mengalikan antara harga produk yamg terjual (P) dengan kuantitas (Q) produk yang terjual:

TR = P X Q

Revenue merupakan factor yang sangat penting dalam kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan terus melakukan perubahan dan membuat strategi untuk dapat terus bertahan, dan memperoleh keuntungan yang maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan.

F. Pengertian Yield

Yield merupakan netnet fare ( setelah dikurangi dengan potongan-potongan dan komisi agen) dibagi dengan jarak penerbangan.Analisis yield digunakan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan load factor yang terjadi. Seat load Faktor merupakan ukuran produksi di suatu perusahaan penerbangan yamg memperlihatkan persentase dari output yang telah terjual oleh suatu perusahaan penerbangan.

Dengan menggunakan analisis yield maka dapat diketahui sejauh mana revenue yang didapat oleh perusahaan dari pencapaian load factor yang diperoleh untuk setiap periodenya. Untuk mengetahui yield, ada dua unsur penting yang perlu diketahui yaitu Revenue Passenger Kilometer (RPK) merupakan jumlah penumpanh yang dingkut di kali dengan jarak penerbamgan dan Netnet Revenue yang merupakan pendapatan bersih yang telah dikurangi berbagai potongan-potongan seperti pax discount, pax commission dan credit card commission.

G. Pengertian Cargo load Faktor

Load Faktor adalah perbandingan jumlah cargo yang diangkut dengan space yang tersedia.

RUMUS :

Cargo Load Factor : Weight sold × Distance × 100%

Space capasity × Distance

Sedangkan Cargo Load Faktor adalah perbandingan antara berat cargo yang diangkut dengan kapasitas space cargo yg tersedia dari suatu pesawat yang dinyatakan dalam persentase, atau ton km penjualan dibagi dengan space km produksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar