Selasa, 21 Juli 2009

Marcus Abraham 224305002

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan ekspor impor merupakan salah satu penopang ekonomi yang memiliki peranan sangat penting bagi negara Indonesia. Letak Indonesia yang strategis sangat memungkinkan untuk terjadi proses perdagangan. Apalagi di dunia kelautan. Semakin majunya jaman memungkinkan terjadinya perkembangan di bidang pengemasan, yang tadinya hanya mengandalkan muatan curah, sekarang sudah memasuki sistem kontainerisasi. Oleh sebab itu, Trucking merupakan salah satu sarana yang sangat penting untuk mendukung lancarnya kegiatan Ekspor Impor ini.

Agar kegiatan Ekspor Impor ini dapat berjalan dengan baik, maka semua lini harus diperhatikan, baik masalah pelayanan dokumen, pelaksanaan bongkar muat di pelabuhan, sampai pengiriman barang ke consignee.

Prosedur dan sistem yang baik menjadi salah satu kunci sukses lalu lintas muatan. Setiap perusahaan pasti ingin yang terbaik buat perusahaannya tersebut, oleh sebab itu, pastinya sudah di siapkan semua yang berhubungan dengan kegiatan operasional agar semuanya bisa berjalan dengan baik.

Itupun yang dilakukan oleh setiap perusahaan trucking pada umumnya. Kemampuan untuk mengatur, memperkirakan schedule dengan tepat adalah senjata ampuh yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan Trucking.

Namun tidak jarang di temukan banyak sekali hambatan-hambatan yang sangat mempengaruhi lancarnya operasional perusahaan trucking yang sudah jelas hal ini sangat merugikan Negara pada umumnya dan perusahaan trucking itu sendiri pada khususnya.

Hambatan-hambatan tersebut sering datang dari luar maupun dalam perusahaan trucking.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis mencoba untuk mengambil dan mengulas dalam skripsi dengan judul “Analisis Faktor-faktor Penghambat Kelancaran Operasional Perusahaan Trucking PT. GLOBAL LATU TRANS di Tanjung Priok, Jakarta Pada Tahun 2006-2008”.

B. Perumusan Masalah

  1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di identifikasikan masalah yang di hadapi yaitu :

a. Kurang siapnya armada untuk menangani muatan

b. Perlu adanya perencanaan pengangkutan agar operasional dapat berjalan dengan baik.

c. Frekuensi permintaan muatan bersifat direct delivery yang masih kurang.

2. Melihat dari identifikasi masalah tersebut, maka penulis membatasi masalah yaitu apa sebenarnya yang menjadi factor teknis dan non teknis yang menjadi penghambat kelancaran operasional tersebut. Khususnya lalu lintas barang yang bersifat Direct Delivery yang berstatus FCL (Full Container Load) yang mempunyai tujuan pengangkutan dari Tanjung Priuk ke gudang Consignee di Legok.

3. Pokok Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

a. Lamanya Muatan sampai ke gudang consignee

b. Bagaimana sistem penanganan untuk pengambilan muatan agar dapat berjalan dengan lancar.

c. Bagaimana frekuensi permintaan muatan bersifat direct delivery per tahunnya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

    1. Untuk mengetahui proses pendistribusian barang.
    2. Untuk Mengetahui masalah-masalah yang menghambat pendistribusian tersebut.
    3. Untuk mencari sumber masalah dari hambatan yang di hadapi.
    4. Untuk mengetahui tindakan yang tepat untuk menanggulangi masalah tersebut.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

Mengembangkan ilmu pengetahuan tentang lalu lintas barang dan mengenali masalah-masalah yang ada di dalamnya

b. Bagi Perusahaan

Menjadi bahan acuan dalam membuat strategi yang tepat untuk menanggulangi hambatan pada masa yang akan datang dan sebagai alat evaluasi terhadap kegiatan yang telah dijalankan.

c. Bagi Masyarakat

Sebagai masukan dan sumbangan ilmu pengetahuan terhadap lalu lintas barang yang sebenarnya dari pabrik, pelabuhan sampai ke tangan konsumen

D. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan yaitu metode evaluasi. Menurut Supardi (2005:26) metode evaluasi adalah penelitian yang dilakukan untuk merumuskan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang dilakukan agar diperoleh umpan balik bagi upaya perbaikan, perencanaan, system dan metode-metode kerja yang telah dilakukan, sedangkan deskriptif kuantitatif yaitu penulisan dalam bentuk uraian dan juga penulisan data yang menggunakan angka-angka.

Adapun dalam Penulisan skripsi ini, penulis memperoleh data dengan mengumpulkan data-data yang dilakukan dengan cara :

2. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode wawancara yang menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada masalah penelitian untuk di tanyakan kepada pihak yang tepat. Di lihat dari tempat penelitian, dapat di bedakan 2 metode, yaitu :

a. Field Research. Yaitu, teknik pengumpulan data dengan mengamati langsung objek yang diteliti. Dengan jenis data :

1. Data Primer. Yaitu, data yang diperoleh langsung dengan melakukan penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian.

2. Data Sekunder. Yaitu, jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangan.

b. Riset Kepustakaan. Yaitu, penelitian yang dilakukan melalui sumber kepustakaan untuk membangun kerangka teoritis, sumbe-sumber kepustakaan berupa buku-buku teks. Yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

3. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode Analisis Perbandingan. Analisis ini sebagai alat yang digunakan untuk membandingkan data yang direncanakan dengan data aktualnya.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini disiapkan dalam 5 (lima) bab, sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Menguraikan teori yang berkaitan dengan judul skripsi secara deduktif dari teori yang berlingkup luas sehingga ke teori yang akan di gunakan untuk menganalisis permasalahan. Dalam bab ini terdapat arti dari kelancaran operasional, pengertian bongkar muat, teori operasional, dan teori analisis perbandingan.

Bab III Gambaran Umum objek penelitian

Menguraikan sejarah singkat PT. Global Latu Trans, oranisasi dan manajemen serta kegiatan dan perkembangan PT. Global Latu Trans.

Bab IV Analisis dan pembahasan

Dalam bab ini di bahas masalah yang di ungkapkan dalam perumusan masalah. Berdasarkan hal tersebut maka dalam sub ini masalah dianalisis dengan teori dan alat analisis yang telah dipilih dan ditentukan sebelumnya yaitu teori operasonal dan alat analisis yang di pakai adalah dengan menggunakan analisis perbandingan.

Bab V Penutup

Bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil dari Bab IV yaitu analisis dan pembahasan, sedangkan saran disesuaikan dengan pembahasan dari perumusan masalah dan hasil pemecahan / solusi pada analisis dan pembahasan.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Truk

Menurut Kitab Besar Bahas Indonesia (KBBI) Truk adalah, Mobil besar dengan bak besar dibelakang (biasanya untuk mengangkut barang).

Kontainer : Truk peti kemas

Peti kemas : Truk pengangkut barang dalam kemasan besar, berukuran

berat, dengan tonase di atas 15 ton.

B. Pengertian Operasional

Operasional berasal dari kata operasi yang mempunyai arti menurut Subagyo(1999:2) ialah, kegiatan untuk mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.

Menurut Kitab Besar Bahasa Indonesia (KBBI) operasi adalah, pelaksanaan rencanayang telah di kembangkan.

Dari sumber tersebut penulis menyimpulkan bahwa operasional berasal dari kata operasi yang berarti pelaksanaan rencana untuk mengubah manfaat baru dari suatu barang atau jasa yang telah dikembangkan.

C. Pengertian Kelancaran Operasional

Kelancaran berasal dari kata lancar. Menurut Kitab Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lancar adalah tidak tersangkut-sangkut, tidak tersendat-sendat.

Kelancaran : Keadaan lancarnya.

Dari sumber-sumber diatas maka penulis menyimpulkan bahwa Kelancaran Operasional adalah, tidak tersendatnya pelaksanaan rencana-rencana yang telah dikembangkan.

D. Pengertian Bongkar Muat

Menurut FDC. Sudjatmiko (1997:34) bongkar muat ialah, suatu pemindahan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dan bisa juga dikatakan suatu pembongkaran barang dari kapal , ke gudang, atau sebaliknya dari gudang ke gudang atau dari gudang ke dermaga baru diangkat ke atas kapal.

Menurut Wahyu Hidayat (2001:6) Bongkar muat ialah kegiatan memindahkan, mengangkat, mengangkut, dan meletakan muatan/ barang dari kapal ke dermaga, dan selanjutnya ke penumpukan (gudang) dan menggunakan peralatan bongkar muat.

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 33 tahun 2001 pasal 1 ayat 22, bongkar muat ialah: Barang dari dan atau ke kapal meliputi kegiatan pembongkaran barang dari palka kapal ke atas dermaga di lambung kapal atau sebaliknya (stevedoring), dari lambung ke gudang atau lapangan penumpukan atau sebaliknya (cargodoring), dan pengambilan barang dari gudang atau lapangan dibawa keatas truk atau sebaliknya (receiving/delivery).

Operasi Bongkar muat menurut Suyono (2005:320)

1. Stevedoring

Ialah jasa bongkar/muat dari/ke kapal, dari/ke dermaga, tongkang, gudang, truk atau lapangan dengan menggunakan derek kapal atau alat Bantu pemuatan lainnya. Orang yang beretugas mengurus bongkar muat kapal disebut sebagai stevedore. Stevedore yang bertugas di kapal di sebut sebagai stevedore kapal, sedangkan stevedore yang bertugas di darat disebut sebagai quay supervisor.

E. Pengertian Direct Delivery

Menurut Suyono (2005:333) dalam kegiatan receiving/delivery pada dasarnya ada dua macam, yaitu pola angkutan langsung dan pola tidak langsung. Adapun pengertian kedua pola itu adalah:

1) Pola muatan angkut langsung (direct delivery)

Pola angkut langsung adalah pembongkaran atau pemuatan dari kendaraan

darat langsung dari dan ke kapal. Pada pola angkutan langsung, kegiatan

receiving/delivery di lakukan dengan cara

a) kendaraan/alat angkut langsung ditempatkan di posisi sebelah lambung

kapal pada palka dimana bongkar muat dilakukan dibawah ganco kapal

yang bekerja

b) Muatan dimasukkan dalam palka atau diturunkan dari palka dengan

ganco kapal dari atau ke truk/tongkang.

c) Penyelesaian dokumen.

Data yang diperlukan pada pola angkutan langsung adalah:

a) Jumlah barang yang dibongkar/muat

b) Kecepatan rata-rata bongkar/muat

c) Waktu mulai dan selesai pembongkaran

d) Jenis dan kapasitas kendaraan pengangkut yang digunakan

e) Jumlah kendaraan yang diperlukan

f) Bila jumlah kendaraan terbatas, jauh atau dekatnya tempat

membongkar/memuat darang dari/ke kapal (gudang penampung).

Menurut Suyono (2005:324) Istilah umum yang dipakai untuk cara membongkar langsung ke truk adalah truck-lossing. Hal yang perlu diperhatikan ketika membongkar langsung ke truk adalah apakah jumlah truk yang tersedia cukup untuk menampung muatan dari kapal. Agar semuanya bisa berjalan dengan baik, maka harus ada kerja sama yang baik antara stevedore, EMKL, dan gudang/lapangan penampung. Bila tidak ada kerja sama yang baik, maka akan timbul sling gantung disebabkan menunggu truk yang belum bergerak karena gudang maupun petugas bea cukai yang belum siap. Tentunya semua tergantung dengan cara pembongkaran di tempat tujuan dan juga dicegah agar tidak ada kerusakan, baik waktu dibongkar ke atas truk maupun membongkarnya.

2) Pola pengangkutan tidak langsung

Penerimaan/penyerahan tidak langsung adalah penyerahan/penerimaan

barang/petikemas setelah melewati gudang/lapangan penampung. Pada angkutan

tidak langsung, kegiatan receiving/delivery dilakukan dengan cara:

a) Penempatan alat angkut di sebelah gudang/pintu darat.

b) Pemindahan muatan atau penurunan muatan dari/ke gudang atau

tempat penumpukan.

c) Penyelesaian dokumen

Terlambatnya operasi receipt/delivery dapat disebabkan:

1) Cuaca buruk/hujan waktu bongkar/muat dari kapal

2) Terlambatnya angkutan darat/tongkang, atau terlambatnya dokumen

3) Terlambatnya informasi atau alur (flow) dari barang.

4) Perubahan dari loading point.

F. Kinerja pelayanan Bongkar Muat

G. Teori Operasional

Penulis mencoba menyelesaikan masalah dalam skripsi ini menggunakan teori operasional. Adapun teori operasional yang dipakai adalah menurut Subagyo(1999:2) yang menyatakan bahwa, operasional merupakan kegiatan untuk mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT.GLONAL LATU TRANS

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Sejarah singkat perusahaan.

Perusahaan PT. Global Latu Trans didirikan sejak 31 Januari 2005 berdasarkan akte notaries Bajumi SH, nomor akte pendirian No. 51 dengan susunan komisaris dan direksi sbb ;

Dewan Komisaris : Drs. Maurits Melkias

Drs. Willem Jacob Alfaris L

Dewan Direksi : Sophia Admy, MBA

Perusahaan memiliki kantor administrasi dan operasional sbb ;

Kantor Administrasi : Jl. Let. Jen. Suprapto No. 121 Blok B1-9 Perkantoran Cempaka Indah Jakarta Pusat; Telp:4228979(huting), Fax:4228980, email: glt_jakarta@yahoo.co.id, sedangkan kantor operasional : Jl. Cakung Cilincing Km. 2 Telp/fax ; 4228979.

Perusahaan memiliki motto untuk customer “WE SERVE BETTER“ dan untuk karyawan adalah “DISIPLIN DAN KEJUJURAN“, perusahaan PT. Global Latu Trans mulai pengoperasianya sejak tanggal 15 Mei 2005 dan pengoperasian pertama dimulai dengan 3 Head Truck dan 5 unit chasis ukuran 40 feet sebanyak 3 unit dan 20 feet 2 unit, dengan melayani Eksport/Import termasuk pengurusan dokumen export/import.

Perkembangan Perusahaan PT.Global Latu Trans

Pada awal berdirinya, PT. Global Latu Trans memulai kegiatan usahanya hanya dengan mengandalkan beberapa order yang relative tidak banyak, atau dengan kata lain hanya melayani perusahaan yang tidak terlalu besar atau tidak memiliki order yang tetap, disamping memeng dikarenakan jumlah armada yang masih sedikit.

Dalam kurun waktu yang relative singkat maka perusahaan PT.Global Latu Trans ditunjuk sebagai rekanan PT. Yusen Air & Sea ( Produk electronic PT. Sharp ), dan karena perkembangan export/import yang terus meningkat maka pada tanggal 15 Januari 2006 perusahaan menambah 3 unit Head Truck dan 3 unit chasis ukuran. 40 feet.

Dengan mengutamakan service yang terbaik bagi customer maka rekanan/customer perusahaan terus bertambah, hal ini tidak lagi mencukupi armada yang ada, sehingga penambahan armada dilakukan pada tanggal 3 Januari 2007 sebanyak 3 unit head truck dan 4 unit chasis.

Hampir setiap tahun perusahaan PT. Global Latu Trans menambah armada truck dan chasis untuk dapat memenuhi kebutuhan customer, pada tanggal 22 Januari 2008 perusahaan menambah 4 unit head truck dan 6 unit chasis, namun karena tingginya export/import dan penambahan customer, maka 13 unit head truck dan 18 unit chasis yang ada tetap tidak mencukupi, oleh karena itu pada 15 September 2008 perusahaan menambah 2 unit head truck dan 4 unit chasis.

Dengan armada 15 head truck dan 22 chasis maka pelayanan terhadap customer terus ditingkatkan, namun karena adanya krisis global maka perusahaan untuk sementara menunda penambahan armada, walaupun kegiatan operasional yang ada tetap berjalan seperti biasa.

Adapun daftar nama perusahaan yang menjadi rekanan/customer PT. Global Latu Trans, adalah:

No. Nama Perusahaan

1 PT. Birkart Globistics

2 PT. Djakarta Lloyd

3 PT. Yusen Air & Sea ( PT. Sharp )

4 PT. Tricon

5 PT. Hermes Logistics

6 PT. Berdiri Matahari Logistics ( Produk Hitachi )

7 PT. First & Smile ( Produk LG Electonic )

8 PT. Tata Harmoni

9 PT. Multitrans Logistics Indonesia

10 PT. Menara Madju

11 PT. Olympics

12 PT. AKR

13 PT. HTNS

14 PT. Karana Line

16 PT. Maersk Line

17 PT. ISU

B. Organisasi dan Manajemen Perusahaan

PT. Global Latu Trans mempunyai susunan organisasi yang bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Adapun strutur organisasi beserta job description di perusahaan ini adalah:

Dewan Komisaris : 1. Mengevaluasi hasil kerja direksi

2. Memberi arahan kepada direksi apabila diperlukan

Direksi : 1. Menjalankan perusahaan sesuai dengan anggaran

dasar perusahaan

2. Memutuskan dan mengatur kebijakan dan sistim

perusahaan

3. Mengambil langkah-langkah yang tepat untuk

peningkatan perusahaan.

Direktur Marketing /Ops : 1. Mengatur sistim kerja untuk marketing dan

operasi dan trucking

2. Mengawasi kegiatan kerja yang berlangsung

3. Memberikan pengarahan – pengarahan kepada

para managernya

4. Mengevaluasi hasil kerja para manager

Direktur AKAP : 1. Mengatur sistim kerja untuk bidang Akutansi,

Keuangan, Administrasi dan Personalia

2. Mengawasi kegiatan kerja yang berlangsung

3. Memberikan pengarahan-pengarahan kepada para

managernya

4. Mengevalusi hasil kerja para manager

Manager Marketing : 1. Mencari market sesuai dengan target perusahaan

2. Mengadakan komunikasi dengan customer secara

kontinue

Manager Operasi : 1. Mengatur kelancaran operasional sehari-hari

2. Mengontrol biaya operasional dengan baik

3. Mengurus kelancaran dokumen yang diperlukan

Manager Trucking : 1. Mengatur kelancaran operasional trucking

2. Mengawasi kondisi trucking untuk selalu siap

pakai

3. Perawatan trucking secara kontinue

Manager Akuntasi : 1. Mencatat dan memberikan laporan tentang

rugi/laba

2. Mengurus pajak perusahaan

3. Menganalisa tentang performance perusahaan

Manager Keuangan : 1. Mengatur keluar masuknya uang

2. Membuat rencana cash flow setiap minggu

3. Mengawasi biaya-biaya untuk seluruh bagian

Manager General : 1. Mengatur seluruh keperluan perusahaan terutama

keperluan Affairs kantor dan fasilitas yang

diperlukan untuk membantu kelancaran

operasional perusahaan

2. Menginventarisasi aset-aset peruhaan

3. Mengurus logistik, kebersihan kantor dan hal-hal

umum perusahaan

Manager Personalia : 1. Menyediakan karyawan yang diperlukan oleh

perusahaan

2. Mengadakan pembinaan, pengarahan dan training

bagi karyawan

3. Membuat peraturan perusahaan sesuai dengan

aturan pemerintah

4. Mengatur payroll, asuransi karyawan dan

kesejahteraan sesuai dengan kebijakan

perusahaan

C. Kegiatan Usaha Perusahaan

Perusahaan PT. Global Latu Trans memulai kegiatannya dengan berfokus kepada Transportasi khususnya pengangkutan peti kemas export dan import dan melayani rute seluruh jabotabek sampai ke Bandung, Cilacap, Sukabumi dan Cilegon.

Karena pertumbuhan perusahaan maka kegiatan diperluas dengan melayani pengurusan dokumen export dan import dan pengiriman barang baik melalui darat, laut dan udara.

Didalam struktur organisasi secara jelas digambarkan mengenai divisi atau bagian yang menunjang kegiatan perusahaan setiap hari.

Didalam pengurusan dokumen sampai pengiriman barang diupayakan untuk dapat memberikan service yang cepat dan baik, sehingga hal ini dapat memberikan kepuasan kepada customer.

Khususnya untuk bidang transportasi pengangkutan container export/import diperlukan armada yang memenuhi standart kelancaran operasional, hal ini didukung dengan armada yang relative diatas tahun 2002, sehingga kecepatan dan ketepatan yang menghasilkan kepercayaan customer, oleh karena itu dalam kurun waktu 3 tahun perusahaan sudah mendapatkan kepercayaan untuk melayani perusahaan yang besar seperti PT. Yusen (Sharp), PT. First & Smile ( LG Electonic ), PT. Berdiri Matahari Logistic ( Hitachi ) yang dalam 1 bulan dapat mencapai container sekitar 500 teus.

Namun kepercayaan customer tetap dijaga dengan baik yaitu melalui ;

1. Service yang baik

2. Komunikasi yang berkesinambungan

3. Rate yang kompetitif

4. Sumber daya manusia yang handal

5. Peralatan yang memadai

D. Fasilitas Perusahaan

Perusahaan memiliki Kantor pusat yang berada di Jl. Let. Jen. Suprapto No. 121 Blok B1-9 Perkantoran Cempaka Indah Jakarta Pusat; Telp:4228979(huting), Fax:4228980 dan memliki garasi atau kantor operasional di Jl. Cakung Cilincing Km. 2 Telp/fax ; 4228979.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, perusahaan PT. Global Latu Trans memiliki perkembangan yang cukup baik dalam sistem manajemennya, sehingga dalam kurun waktu yang kurang dari 5(lima) tahun perusahaan PT. Global Latu Trans dapat memiliki armada trucking sejumlah 15(lima belas) armada dalam hal ini armada berupa head truck, dan 22(dua puluh dua) chasis. Hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan ini sangat berorientasi pada perkembangan perusahaan, terbukti dari mulai berjalannya divisi trucking pada perusahaan ini, yang hanya memulai dengan 3 buah head truck. Namun seiring dengan jumlah order di perusahaan besar yang memerlukan tambahan armada untuk mencukupi kebutuhan customer tersebut. Maka di tengah krisis dunia dewasa ini, perusahaan PT. Global Latu Trans tetap memberanikan diri untuk terus menambah jumlah armada setiap tahunnya.

Daftar Armada sbb ;

No. No. Polisi Merk/Type Tahun pembuatan

1. AG.8215 UV Hino SG 220 PS 2003 2. B. 9373 UZ Hino SG 220 PS 2003 3. B. 9370 UZ Hino SG 220 PS 2003

4. B. 9369 UZ Hino SG 220 PS 2003

5. B. 9371 UL Hino SG 220 PS 2003 6. L. 8107 UL Hino SG 220 PS 2002

7. AA.1599 MB Hino SG 260 PS 1999

8. L. 8120 UJ Nissan CK 215 PS 2002

9. L. 8115 UH Nissan CK 215 PS 2002

10. L. 8183 UX Mitsubusi 260 PS 2005

11. L. 8151 UJ Nissan CK 215 PS 2002

12. L. 8120 UK Nissan CK 215 PS 2002

13. L. 8151 UK Nissan CK 215 PS 2002

14. L. 8151 UL Nissan CK 215 PS 2002

15. L. 8107 UM Hino SG 220 PS 2002

Daftar Chasis

No. Merk Ukuran Tahun Pembuatan

1. Diamond 40’ 2005

2. Diamond 40’ 2005

3. Diamond 40’ 2005

4. Diamond 20’ 2005

5. Diamond 20’ 2005

6. Diamond 40’ 2006

7. Diamond 40’ 2006

8. Diamond 40’ 2006

9. Diamond 40’ 2007

10. Diamond 20’ 2007

11. Diamond 20’ 2007

12. Diamond 40’ 2007

13. Diamond 40’ 2008

14. Diamond 40’ 2008

15. Diamond 40’ 2008

16. HIC 40’ 2008

17. HIC 40’ 2008

18. Tanjung Perkasa 20’ 2008

19. Tanjung Perkasa 40’ 2008

20. Tanjung Perkasa 20’ 2008

21. Tanjung Perkasa 40’ 2008

22. Tanjung Perkasa 40’ 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar